Senin 14 Nov 2022 08:48 WIB

Zelenskiyy Tuding Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Kherson

Para penyelidik telah mendokumentasikan lebih dari 400 kejahatan perang Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Di desa Vavylove, seorang prajurit Ukraina memeluk ibunya setelah dipersatukan kembali untuk pertama kalinya sejak pasukan Rusia menarik diri dari wilayah Kherson, Ukraina selatan, Minggu, 13 November 2022. Perebutan kembali Kherson oleh Ukraina merupakan kemunduran yang signifikan bagi Kremlin dan itu terjadi sekitar enam minggu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menganeksasi wilayah Kherson dan tiga provinsi lain di Ukraina selatan dan timur — yang melanggar hukum internasional — dan menyatakannya sebagai wilayah Rusia.
Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Di desa Vavylove, seorang prajurit Ukraina memeluk ibunya setelah dipersatukan kembali untuk pertama kalinya sejak pasukan Rusia menarik diri dari wilayah Kherson, Ukraina selatan, Minggu, 13 November 2022. Perebutan kembali Kherson oleh Ukraina merupakan kemunduran yang signifikan bagi Kremlin dan itu terjadi sekitar enam minggu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menganeksasi wilayah Kherson dan tiga provinsi lain di Ukraina selatan dan timur — yang melanggar hukum internasional — dan menyatakannya sebagai wilayah Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Ahad (13/11/2022) menuduh tentara Rusia melakukan kejahatan perang dan membunuh warga sipil di Kherson. Pekan lalu, tentara Ukraina berhasil merebut kembali wilayah Kherson setelah pasukan Rusia menarik diri.

"Para penyelidik telah mendokumentasikan lebih dari 400 kejahatan perang Rusia. Mayat warga sipil dan prajurit yang tewas telah ditemukan," kata Zelenskiy. 

Baca Juga

Kuburan massal telah ditemukan di sejumlah tempat di seluruh Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia, termasuk jenazah warga sipil di wilayah Kharkiv dan di Bucha. Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan tersebut.

Sebuah komisi PBB pada Oktober mengatakan, kejahatan perang dilakukan oleh Rusia di Ukraina. PBB mendesak pasukan Rusia bertanggung jawab atas sebagian besar pelanggaran hak asasi manusia atas perang tersebut. Pasukan Ukraina tiba di pusat wilayah Kherson selatan pada Jumat, setelah Rusia meninggalkan satu-satunya ibu kota regional yang telah direbutnya sejak Moskow melancarkan invasi pada Februari.

Penarikan itu menandai mundurnya perang besar ketiga Rusia. Ini juga menjadi langkah pertama Rusia yang menyerahkan kembali kota yang sebelumnya telah direbut. Perusahaan utilitas di wilayah Kherson bekerja untuk memulihkan infrastruktur penting yang rusak. Sebagian besar rumah di kota ini masih tanpa listrik dan air.

Pada Ahad (13/11/2022), baku tembak artileri bergema di seluruh Kherson. Namun baku tembak ini tidak menghalangi kerumunan warga yang meluapkan kegembiraan sambil melambaikan bendera Ukraina dan berkumpul di tengah udara dingin di alun-alun utama Kherson.  

"Kami senang sekarang, tetapi kami semua takut dengan pengeboman dari tepi kiri," kata seorang warga Kherson, Yana Smyrnova, mengacu pada senjata Rusia di sisi timur Sungai Dnipro yang berada di dekat kota.

Smyrnova mengatakan, dia dan teman-temannya harus mengambil air dari sungai untuk mandi dan keperluan lainnya. Hanya beberapa penduduk yang memiliki generator untuk menggerakkan pompa air sumur. Gubernur wilayah Kherson, Yaroslav Yanushevych, mengatakan, pihak berwenang telah memutuskan untuk mempertahankan jam malam mulai pukul 5 sore sampai jam 8 pagi. Pemerintah setempat juga melarang orang meninggalkan atau memasuki kota sebagai tindakan pengamanan.

"Musuh memasang ranjau di semua infrastruktur penting," kata Yanushevych kepada televisi Ukraina. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement