Senin 14 Nov 2022 11:35 WIB

Survei Terbaru, Masyarakat Jabar Pilih Ridwan Kamil untuk Jadi Presiden

Untuk konteks kontestasi Pilpres 2024, RK dan PS merupakan sosok yang sudah populer.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
CEO CiGMark Panca Pratama, dalam rilis hasil survei menyebutkan, nyaris seratus persen masyarakat Jawa Barat mengenal Ridwan Kamil.
Foto: Istimewa
CEO CiGMark Panca Pratama, dalam rilis hasil survei menyebutkan, nyaris seratus persen masyarakat Jawa Barat mengenal Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga Survei CiGMark kembali merilis hasil survei terbaru pada Ahad, 13 November 2022. Hasil survei yang dilakukan pada 12 sampai 28 September 2022 tersebut memperlihatkan nama Ridwan Kamil kembali menjadi pilihan masyarakat Jawa Barat untuk menjadi presiden melalui pemilihan presiden dua tahun mendatang. 

Bahkan, popularitas Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil itu lebih unggul dari nama-nama besar lain seperti Prabowo Subianto dan Anies Rasyid Baswedan. Menurut CEO CiGMark Panca Pratama, dalam rilis hasil survei tersebut, nyaris seratus persen masyarakat Jawa Barat mengenal Ridwan Kamil. 

Baca Juga

Persentasenya mencapai 99,2 persen. Angka itu bersaing tipis dengan persentase keterkenalan Prabowo di Jawa Barat sebanyak 96,9 persen.  “Untuk konteks kontestasi Pilpres 2024, RK dan PS merupakan sosok yang sudah sangat populer di Jawa Barat,” katanya.

Namun, kata dia, bila dilihat lebih jauh, dari angka tersebut, level kesukaan terhadap Emil jauh lebih tinggi. Sebanyak 97,2 persen masyarakat Jabar menyukai Ridwan Kamil. Sementara persentase kesukaan mereka terhadap Prabowo berada di angka 75,7 persen.

Terkait seberapa pantas nama-nama tersebut menjadi presiden, Hasil Survei CigMark mendapati persaingan yang cukup ketat di antara Ridwan Kamil, Prabowo, dan Anies. Ketika disuguhi pertanyaan tersebut, masyarakat Jawa Barat menilai Ridwan Kamil pantas menjadi presiden berikutnya.

”RK kemudian diikuti oleh PS dan AB merupakan sosok yang dinilai pantas sebagai presiden RI ke depan,” katanya. 

Secara keseluruhan, kata dia, ada 35,3 persen masyarakat Jawa Barat yang menilai Ridwan Kamil sangat pantas menjadi presiden. Sementara itu, Prabowo mendapat dukungan 18,4 persen . Sedangkan Anies berada di posisi ketiga dengan dukungan 15 persen.

Lalu, kata dia, kalau digabung dengan masyarakat yang menilai Ridwan Kamil cukup pantas menjadi presiden berikutnya, persentase dukungan terhadap Emil mencapai angka 91,7 persen. Sedangkan Prabowo mendapat dukungan 73,9 persen, dan Anies didukung oleh 69,2 persen. Angka itu menunjukkan dukungan terhadap Ridwan Kamil di Jawa Barat sangat tinggi. 

Ketika diberi pertanyaan terbuka, kata dia, masyarakat Jawa Barat mayoritas memilih Ridwan Kamil untuk menjadi presiden. Sementara Prabowo berada di posisi kedua, Anies di posisi ketiga, dan Ganjar Pranowo di posisi keempat. 

”Untuk konteks pilpres di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan pertanyaan terbuka, RK sebagai Gubernur Jawa Barat berada pada posisi teratas diantara nama-nama lainnya yang mengemuka,” kata Panca. 

Hasil yang hampir sama, menurut Panca, diperoleh saat masyarakat Jawa Barat dihadapkan pada nama-nama besar yang berpotensi menjadi wakil presiden. Dukungan terhadap Ridwan Kamil tetap paling tinggi. Disusul oleh Anies, Sandiaga Uno, dan Ganjar Pranowo. 

”Untuk posisi wapres, berdasarkan pertanyaan terbuka, RK tetap yang tertinggi, bahkan  lebih tinggi apabila dibandingkan dengan dukungan berdasarkan pertanyaan terbuka untuk posisi presiden,” katanya. 

Dukungan besar dari masyarakat Jawa Barat terhadap Emil, kata Panca, tidak lepas dari rekam jejak dan kinerja pejabat berdarah Sunda itu selama memimpin di Jawa Barat. Baik ketika bertugas sebagai gubernur maupun sebagai wali kota. 

Selain itu, kata dia, Emil dinilai tidak hanya berhasil mengubah wajah Jawa Barat secara fisik menjadi lebih baik. Melainkan turut membawa kemajuan bagi salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia tersebut. Berbagai prestasi diraih sehingga tagline Jabar Juara benar-benar menjadi nyata. 

Hasil Survei CiGMark kali ini dilakukan dengan metode multistage random sampling. Jumlah total responden yang ditanyai dalam survei tersebut sebanyak 825 orang. Dengan margin of error pada angka 3,48 persen. 

Untuk menjaga kualitas dari pelaksanaan survei ini, kata dia, proses wawancara dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Informasi melalui kuesioner elektronik(CAPI). 

"Sehingga setiap kesalahan dapat diminimalisir lebih awal, serta pelaksanaan monitoring dan spotcheck terhadap 20 persen PSU,” kata Panca. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement