REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas ucapan belasungkawa usai pemboman Jalan Istiklal, Istanbul pada Ahad (13/11/2022). Ankara menuduh Washington mendukung kelompok Kurdi Suriah.
"Pesan belasungkawa dari Gedung Putih mirip dengan pembunuh yang pertama kali muncul di TKP," ujar Soylu pada Senin (13/11/2022).
Dalam ucapan pernyataan juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, AS mengutuk keras tindakan kekerasan yang terjadi di Istanbul, Turki. "Pikiran kami bersama mereka yang terluka dan belasungkawa terdalam kami untuk mereka yang kehilangan orang yang dicintai. Kami berdiri bahu-membahu dengan sekutu NATO kami Turki dalam melawan terorisme,” ujarnya.
Ankara dan Washington menganggap Kurdistan Workers’ Party (PKK) yang dinilai menjadi dalang pemboman sebagai kelompok teroris. Namun kedua negara itu berbeda pendapat tentang masalah kelompok Kurdi Suriah atau Democratic Union Party (PYD) yang berperang melawan kelompok ISIS di Suriah.
PKK telah melakukan pemberontakan di Turki sejak 1984. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang sejak saat itu. Sedangkan bagi AS, PYD membantu melawan melawan ISIS di Suriah pada 2015. Kemitraan ini tetap aktif hingga hari ini, meskipun tujuan AS sebagian telah bergeser dari mengalahkan ISIS menjadi melawan rezim Suriah dan Iran.
Dalam kasus pemboman yang dilakukan PKK ini, Soylu menjelaskan pelaku yang melakukan pemboman telah ditahan oleh tim Departemen Kepolisian Istanbul. Temuan awal menunjukkan bahwa kelompok Kurdi bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.
Sedangkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, sedikitnya enam orang dan 81 lainnya terluka. Jalan raya populer yang dipenuhi toko-toko dan restoran yang mengarah ke Taksim Square yang ikonik itu kini telah dibuka kembali.