REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menggunakan skema Energy Transition Mechanism (ETM) untuk mempensiunkan 6,7 GW Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini sejalan dalam RUPTL 2021-2030 bahwa PLN akan menghentikan pembangunan PLTU sekaligus memasifkan pembangunan pembangkit EBT.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pada tahap awal sebelum 2030, PLN akan mempensiunkan 3,7 GW PLTU memakai skema ETM. Sedangkan setelah 2030 sebesar 3,6 GW.
"Sebelumnya kita sudah menyetop 13 GW PLTU yang dalam fase perencanaan, menghindari 1,8 miliar metrik ton C02 dalam jangka waktu 25 tahun. Kita juga sudah punya rencana yang agresif untuk mengembangkan lebih banyak energi terbarukan," ujar Darmawan saat peluncuran ETM di Jimbaran, Senin (14/11/2022).
Darmawan menjelaskan melalui skema ETM ini PLN bisa mendapatkan kepastian investasi dan peluang pengembangan teknologi maupun kerja sama pendanaan lainnya untuk mempercepat capaian target transisi energi.
"Upaya kita ke depan akan sangat bergantung pada kepastian regulasi, kepastian investasi, serta iklim berusaha yang kondusif untuk mengejar investasi tambahan untuk melakukan pensiun dini terhadap PLTU dan pengembangan energi terbarukan," tambah Darmawan.
Darmawan menambahkan sebagai showcase KTT G20, PLN bersama ADB dan INA bersepakat untuk mempensiunkan PLTU Cirebon 660 MW. Kata dia, proyek penghentian PLTU ini sebagai pilot project skema ETM yang mengedepankan bleinded finance baik dari investasi PLN, privat sector maupun lembaga pendaan internasional.
"Terkait itu, IPP yang akan dipensiunkan di bawah skema ini di Cirebon itu hanya langkah pertama. Itu milestone pertama. Kita sudah punya peta jalan untuk meningkatkan rencana ini ke skala yang lebih besar dan menarik lebih banyak pendanaan," ujar Darmawan.