Senin 14 Nov 2022 17:12 WIB

Covid-19 di Kota Cirebon Naik, Layanan Isolasi di RS Kembali Diaktifkan

Penambahan kasus Covid-19 di Kota Cirebon saat ini masih di bawah sepuluh kasus.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. Hj. Siti Maria Listiawaty, MM.
Foto: Dok Diskominfo Kota Cirebon.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. Hj. Siti Maria Listiawaty, MM.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kasus Covid-19 di Kota Cirebon kembali mengalami kenaikan. Rumah sakit-rumah sakit yang memiliki layanan isolasi Covid-19 pun diaktifkan kembali.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty, menyebutkan, penambahan kasus Covid-19 di Kota Cirebon saat ini masih di bawah sepuluh kasus. Pada Sabtu (12/11/2022), ada sembilan kasus Covid-19.

"Di Kota Cirebon memang ada kenaikan, tapi masih dibawah 10 kasus. Mudah-mudahan tidak naik lagi," ujar Siti Maria, usai menghadiri upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tingkat Kota Cirebon, di Balai Kota Cirebon, Senin (14/11/2022).

Siti Maria mengatakan, pihaknya sedang bersiap siaga untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-1. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali rumah sakit-rumah sakit yang dulu mempunyai layanan isolasi pasien Covid-19.

Saat ini, lanjut Siti Maria, ada tiga rumah sakit yang masih konsisten mengaktifkan layanan isolasi. Yakni, RS Gunung Jati, RS Ciremai dan RS Pelabuhan. Namun, sejumlah rumah sakit lain juga disebutnya sedang persiapan untuk membuka kembali layanan tersebut.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon, Katibi, menyebutkan, saat ini rumah sakit yang dipimpinnya merawat 16 orang pasien Covid-19. Seluruh pasien itu dirawat di ruang isolasi.

Namun, dari 16 pasien Covid-19 itu, sebanyak sembilan pasien merupakan warga Kabupaten Cirebon. Sedangkan tujuh  pasien lainnya berasal dari Kota Cirebon.

"Dari 16 pasien Covid-19 itu, ada dua pasien yang dirawat di ruang flu burung dan 14 pasien dirawat di ruang Eks IGD RSD Gunung Jati," ujar Katibi.

Katibi mengaku, belum mengetahui varian Covid-19 yang menyerang 16 pasien tersebut. Dia tidak bisa memastikan apakah merupakan Sub Varian XBB atau bukan.

Katibi menyatakan, hingga kini pihaknya belum mengirimkan spesimen dari pasien ke Kemenkes. Sejauh ini, pihaknya menangani ke-16  pasien itu seperti kasus Covid-19 biasa.

"Yang jelas, mereka kami rawat sebagai pasien Covid-19," tukas Katibi.

Katibi menambahkan, untuk merawat pasien Covid-19, pihaknya menyediakan ruang isolasi di ruang flu burung maupun ruang ex IGD. Namun jika kasus Covid-19 terus naik, pihaknya siap mengaktifkan ruang isolasi lainnya, seperti ruang Teratai 1, ruang Teratai 2 maupun ruang lainnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement