Enam Motif Batik Khas Surabaya Dipatenkan
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu motif batik khas Surabaya yang telah dipatenkan. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mematenkan enam motif batik khas Kota Pahlawan untuk kemudian diproduksi secara massal dan diedarkan. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, setelah pengajuan hak paten diusulkan kepada KemenkumHAM, hak paten akhirnya keluar pada pekan lalu.
"Keenam motif batik ini akan menjadi ciri khas batik Surabaya karena memang tidak ada di daerah lainnya," kata Fauzie, Senin (14/11/2022).
Adapun enam motif batik yang sudah dipatenkan itu adalah Motif Batik Sparkling, Batik Kintir-kintiran, Batik Abhi Boyo, Batik Gembili Wonokromo, Batik Kembang Bungur, dan Batik Remo Surabayan. Keenam motif batik ini dipilih setelah Pemkot Surabaya menggelar Lomba Desain Batik Surabaya 2022.
"Jadi, keenam motif batik ini adalah pemenang dari Lomba Desain Batik Surabaya 2022. Para perajin batik banyak menyetorkan karyanya kepada kami, dan setelah melalui proses penjurian yang sangat ketat akhirnya terpilihlah enam motif batik ini," ujarnya.
Fauzie memastikan, setelah enam motif batik khas Surabaya itu dipatenkan, Pemkot Surabaya bersama elemen terkait akan memasifkan pemasaran dan pengenalan motif-motif yang ada, baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional.
Salah satu cara untuk memperkenalkan motif batik khas Surabaya itu dengan cara menggelar Spontanz Festival in Collaboration With Batik Surabaya. "Nanti para artis ibu kota akan menggunakan busana batik khas Surabaya itu," kata Fauzie.
Fauzie melanjutkan, pihaknya juga tengah mencari tempat khusus untuk praktik langsung pembuatan batik khas Surabaya. Ia berharap ketika ada tamu-tamu dari luar kota ataupun luar negeri, bisa mengunjungi tempat tersebut untuk mengetahu proses pembuatan batik khas Surabaya.
Salah satu perajin batik Surabaya Putu Sulistiani, mengaku senang dan bangga karena Surabaya memiliki motif batik khas. Menurutnya, ini bisa menjadi pemacu semangat para perajin untuk terus berkarya.
"Kami sangat bangga dan senang karena kita akhirnya punya ciri khas motif batik yang sudah dipatenkan. Tentunya, ke depan teman-teman pengrajin akan menggunakan enam motif batik itu dalam setiap karyanya," ujarnya.
Pencetus motif batik Kintir-kintiran, Nuraini Farida menjelaskan, desain motif batik ini menggambarkan Kota Surabaya yang dikelilingi beberapa sungai. Desain ini juga melambangkan arek-arek Suroboyo bagaikan aliran air yang bisa mengikuti kemanapun kemajuan zaman.
Artinya, kata dia, arek-arek Suroboyo bisa berada dalam kondisi apapun untuk memperjuangkan hidup dan cita-citanya. Dalam desain Kintir-kintiran, kata dia, ada garis lengkungan dan garis yang bergerigi untuk mewakili aliran sungai dan alam mangrove dengan akar-akarnya yang tampak tajam.
Adapula ornamen Suro dan Boyo dalam bentuk stilasi yang melambangkan arek Suroboyo. "Saya juga cantumkan semanggi yang melambangkan cinta dan harmoni, serta ada ornamen garis-garis bambu sebagai lambang perjuangan dan loyalitas. Jadi, semuanya ada maknanya dan itu menggambarkan kota kita tercinta," kata dia.