Senin 14 Nov 2022 21:06 WIB

Masjid Raya Sheikh Zayed, Tonggak Moderasi Islam Asia Tenggara

Jokowi dan MBZ meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo.

Rep: C02/ Red: Muhammad Hafil
Yenny Wahid saat hadir dalam peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Yenny Wahid saat hadir dalam peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO–Diresmikannya Masjid Raya Syeikh Zayed akan menjadi tonggak moderasi Islam Asia tenggara. Pasalnya, selain masjid sebagai pusat ibadah, akan ada Islamic Center di sebelahnya sebagai pusat kegiatan kajian Islam.

Yenny Wahid menjelaskan bahwa setelah Islamic Center telah dibangun, Kota Solo bisa menjadi pusat kajian islam yang kuat di tataran Asia Tenggara. Sebab, kondisi islam yang inklusif di sini.

Baca Juga

"Namanya Islam di Asia tenggara itu punya corak yang berbeda, Islam di Asia tenggara itu kan sangat inklusif, terbuka dan disebarkannya melalui dagang sehingga dia terbuka dengan semua kalangan," kata Yenny, usai peresmian, Senin (14/11/2022).

Kemudian, Yenny menjelaskan bahwa Islamic Center juga bisa menjadi tempat dimana berbagai kajian dapat berdampingan. Tentunya dengan tujuan menggaungkan islam di Asia Tenggara.

"Nah kajian-kajian semacam itu (berdampingan dengan tradisi bisa menerima tradisi) diperlukan untuk menggaungkan Islam di Asia tenggara. Karena bagaimanapun jumlah umat muslim di Asia tenggara jauh lebih banyak daripada jumlah umat muslim di Timur Tengah," terang Yenny.

Selanjutnya, Yenny mengatakan bahwa kalau digabungkan jumlah umat muslim di Indonesia, Malaysia, India dan di Cina sudah 3/4 dari jumlah umat muslim di dunia. Artinya bahwa penyebaran Islam di negara-negara tersebut itu menjadi penting untuk dikaji.

"Bagaimana sih caranya beradaptasi dengan budaya lokal, bagaimana persebarannya, kemudian seperti apa yang dilakukan melalui corak apa karena tidak melalui pedang loh penyebaran Islam di tanah terutama tanah Jawa, tanah Nusantara," pungkasnya.

Sementara itu, hal tersebut sejalan dengan program dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin soal masjid sebagai pusat moderasi. Sebab sarana pelopor moderasi beragama yang paling tepat, karena masjid bukan sekedar tempat ibadah. Menurut dia, masjid menjadi pusat interaksi sosial hingga ekonomi masyarakat.

“Melalui Program MPMB, kami menilai akan terjadi revitalisasi peran masjid untuk semakin profesional pengelolaannya, semakin moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, dan juga kian berdaya dalam memberdayakan umatnya,” kata Kamaruddin Amin lewat keterangan tertulis, Sabtu (13/11/2022).

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement