REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon telah mengecam serangan udara yang dilancarkan Israel ke Suriah. Hal itu karena serangan tersebut melanggar wilayah udara Lebanon dan membahayakan keselamatan navigasi sipil.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lebanon mengklaim, selain melanggar kedaulatannya, serangan Israel ke Suriah menelan banyak korban jiwa dan luka. "Serangan-serangan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum dan konvensi internasional, serta pelanggaran kedaulatan Lebanon dan ruang udaranya oleh pesawat-pesawat tempur Israel,” kata Kemenlu Lebanon, Senin (14/11/2022), dikutip laman Middle East Monitor.
Israel melancarkan serangan udara ke Provinsi Homs, Suriah, Ahad (13/11/2022) lalu. Berbeda dengan klaim Kemenlu Lebanon, serangan itu dilaporkan hanya menyebabkan dua tentara Suriah tewas dan tiga lainnya terluka. Dilaporkan laman Aljazirah, seorang sumber militer Suriah mengungkapkan, serangan udara Israel menghantam Pangkalan Udara Shayrat. Selain korban jiwa dan luka, serangan itu turut menyebabkan kerusakan infrastruktur.
Kantor berita Suriah, Syrian Arab News Agency (SANA) melaporkan, militer Suriah sempat menanggapi serangan udara Israel. Mereka berhasil menembak jatuh beberapa misil yang diluncurkan Tel Aviv. Kelompok Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengungkapkan, ledakan kuat terdengar ketika empat rudal Israel menghantam Pangkalan Udara Shayrat. Menurut mereka, serangan itu menargetkan posisi kombatan yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Israel sudah berulang kali meluncurkan serangan udara ke Suriah. Selama beberapa bulan terakhir, Israel kerap mengincar bandara-bandara di negara tersebut. Bandara Internasional Damaskus dan Bandara Internasional Aleppo merupakan dua bandara yang pernah jadi sasaran serangan udara Israel.
Serangan Israel ke Bandara Internasional Damaskus pada Juni lalu menyebabkan penangguhan lalu lintas penerbangan. Hal tersebut karena landasan pacu bandara dan gedung terimal turut terhantam misil Israel. Itu merupakan pertama kalinya serangan Israel menyebabkan penangguhan operasi penerbangan di Bandara Internasional Damaskus.
Menurut sumber diplomatik dan intelijen regional, Israel memang sedang mengintensifkan serangan ke bandara-bandara di Suriah. Mereka mengungkapkan, Tel Aviv ingin mengganggu peningkatan penggunaan rute pasokan udara Iran untuk mengirimkan senjatanya di Suriah dan Lebanon, termasuk kelompok Hizbullah.
Selama beberapa tahun terakhir, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke Suriah. Namun Tel Aviv jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu. Kendati demikian, Israel telah mengakui bahwa mereka membidik pangkalan kelompok militan sekutu Iran, seperti Hizbullah Lebanon, yang telah mengirim ribuan kombatan untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar Assad.