Selasa 15 Nov 2022 13:18 WIB

Dinilai Anggun di Usia 50 Tahun, Ini Sederet Kontroversi Ibu Negara Korsel

Gosip dan kabar seputar Kim telah memasuki pusat arena politik di Korsel.

Rep: Teguh F/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (2-kanan), ditemani oleh istrinya, Kim Keon-hee, melambaikan tangan saat ia tiba untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan ekonomi utama G20, di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Indonesia, 14 November 2022.
Foto: EPA-EFE/YONHAP KOREA SELATAN
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (2-kanan), ditemani oleh istrinya, Kim Keon-hee, melambaikan tangan saat ia tiba untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan ekonomi utama G20, di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Indonesia, 14 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, Ajang puncak Konferensi Tingkat Tinggi  (KTT) G20 di Bali menarik sorotan dunia. Maklum, pemimpin-pemimpin berpengaruh dunia hadir dalam momen yang sama. Dari mulai Presiden AS Joe Biden hingga Presiden China Xi Jinping.

Namun di luar pentingnya acara tersebut, ada sisi-sisi lain yang menarik perhatian publik. Salah satunya yakni keanggunan dari ibu negara Korea Selatan, Kim Keon-hee.

Baca Juga

"Ibu negara korsel usianya 50 tahun. Dah aku maskeran dulu deh," kicau akun @irenenjuliency, kemarin.

"Seumuran ibu gueeeh, tp kayak umur 20-an daebakk memang produk korea," tulis netizen yang lain.

Lantas siapa sebenarnya Kim Keon-hee?

Kim diketahui merupakan istri dari Presiden yang saat ini menjabat Yoon Suk-yeol. Wanita kelahiran Yangpeyoung 1972 ini adalah presiden sekaligus CEO di perusahaan Covana Content yang bergerak di bidang industri pameran.

Pada 10 Maret 2022, saat suami berhasil memenangi pemilihan presiden, Kim menyatakan bahwa ia lebih suka dipanggil dengan istilah 'istri presiden' dibandingkan 'ibu negara'.

Namun beberapa bulan setelah berada di posisi penting, sejumlah media menyoroti kontroversi dari sang ibu negara yang tidak menunjukkan mereda.  Seperti dilansir dari laman Koreahrelad dalam tulisan artikel Shin Ji-hye pada 4 September 2022 lalu, sejumlah kontroversi yang dihadapi Kim seperti tuduhan manipulasi harga saham.

Beredar transkrip panggilan telepon dari Kim terkait sengkarut manipulasi harga saham Deutche Motors.   Kim disebut meminta agar membeli saham ketika harga sudah dimanipulasi. Tapi Istana Presiden telah membantah kabar tersebut, dan menyatakan sebagai 'laporan salah'.

Kemudian ada juga tudingan plagiarisme terkait pembuatan tesis. Mahasiswa di Soomyung Women University dan komite alumni Universitas Kookmin telah meminta Universitas agar menyelidiki dugaan plagiat itu. Namun pihak Universitas Kookmin meyakinkan bahwa tidak ada masalah dari naskah akademik atau tesis kim. Mereka tidak menemukan adanya plagiat. Meski putusan itu mendapat reaksi keras dari partai oposisi, Partai Demokratik Korea (DPK).  

Kontroversi lainnya adalah tidak dimasukkannya aset mewah dalam pengungkapan harta kekayaan secara terbuka. Hal itu terkait kalung mewah yang dipakai Kim saat menemani suaminya ke Spanyol pada Juni lalu. Kalung itu disebut bernilai 62 juta Won. Meskipun kantor Kepresidenan mengklarifikasi bahwa kalung itu adalah pinjaman Kim dari teman.

Menurut kepala Institute for Presidential Leadership di Seoul Choi Jin, ketertarikan pada ibu negara di era sebelumnya dianggap hanya sebagai sebuah gosip. Namun saat ini, gosip Kim telah memasuki pusat arena politik dengan menjadikannya sebagai alat untuk menyerang pemerintah berkuasa.  "Yang jadi masalah ini adalah dipangkasnya kantor yang mengurusi ibu negara," jelas Choi.

Hal ini menyebabkan, tidak ada ahli atau staf profesional yang mengerem jika ibu negara melakukan kesalahan.

Terlepas dari kontroversi di dalam negeri, keanggunan Kim telah mendapat perhatian para netizen di tanah air dengan beragam komentarnya.

Di Bali, Kim melakukan berbagai kegiatan selain menenami sang suami di KTT G20. Di antaranya dengan mengunjungi sekolah Korea di Bali pada Senin (15/11/2022). Kantor berita Korsel Yonhap mengunggah foto Kim yang mengenakan kaus lengan pendek putih bersama dengan para murid.

Saat kunjungan ke Kamboja beberapa waktu lalu, Kim mengunjungi rumah sakit sakit jantung untuk anak-anak yang didirikan pediatris Korsel di Phnom Penh. Di sana ia meneguhkan pasien anak itu dan meyakinkan mereka bisa melawan penyakit tersebut.

"Kamu bisa mengalahkannya (penyakit ini), benar? Lekas sehat dan mari kita bertemua di Korsel," ujarnya kepada anak tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement