Jerman Hibahkan Rp 23 M untuk Jatim Koneksikan Kawasan Gerbangkertosusila
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Dana hibah (ilustrasi). | Foto: blogspot.com
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemprov Jatim berupaya mewujudkan konektivitas di kawasan Gerbangkertosusila Plus (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Sidoarjo-Surabaya-Lamongan-Jombang-Bojonegoro-Tuban). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun mengumpulkan kepala daerah terkait dan mempertemukannya dengan perwakilan pemerintah Jerman, Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) untuk melakukan penandatanganan kesepakatan bersama program Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP).
Khofifah optimistis Kick Off SUMP ini akan menjadi komitmen bersama untuk mendukung pembangunan di kawasan metropolitan plus, sekaligus menjadi pengungkit perekonomian di Jatim. "Kick off ini akan menjadi komitmen untuk menggerakan roda pembangunan, mobilitas barang dan jasa, meningkatkan sektor investasi, dan juga sektor ekonomi di Jatim," ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (15/11/2022).
Khofifah berpesan agar proses pelaksanaan SUMP dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mempersiapkan hal teknis serta dikoordinasikan dengan lintas sektor. Kesepakatan kerja sama nantinya diarahkan untuk pengembangan angkutan massal berbasis jalan, Bandara Juanda, kawasan pelabuhan, hingga angkutan massal berbasis rel, sampai reaktivasi jalur kereta api.
"Sambil berjalan, hal-hal teknis harus segera di koordinasikan. Jika ingin reaktivasi jalur kereta maka harus segera berkoordinasi dengan PT KAI," kata Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, dalam upaya mewujudkan konektivitas di kawasan Gerbangkertosusila Plus, pemerintah Jerman akan memberikan hibah mencapai 1,49 juta euro atau setara Rp 23 milliar. Secara geodemografi, kawasan Gerbangkertosusila Plus memiliki luas kurang lebih 10.845,73 kilometer persegi atau 22,69 persen dari luas wilayah Jatim.
"Jumlah penduduk sebanyak 13,8 juta jiwa lebih atau 33,80 persen dari total penduduk Jatim. Ini adalah potensi yang begitu besar untuk mengungkit perekonomian Jatim," ujarnya.
Principal Portfolio Manager Green Infrasstructure Initiative (GII) KfW Olaf Goerke menyampaikan, kerja sama ini menjadi kelanjutan komitmen pemerintah Indonesia dan Jerman dalam sektor prakarsa teknologi hijau di Indonesia. Langkah pertama yang diambil adalah dengan menjalankan program SUMP di Gerbangkertosusila Plus yang diharapkan bisa digunakan untuk membangun investasi lanjutan.
"Tidak hanya planning hari ini, tetapi juga ada investasi ke depannya," ujarnya. Ia optimistis kerja sama ini menjadi penting, lantaran Kota Surabaya menjadi daerah penting bagi pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Jerman.
Setidaknya ada lima poin yang dihasilkan dari kerja sama yang dijalin. Lima poin kesepakatan bersama di antaramya mendukung kebijakan dalam penanganan emisi mobilitas perkotaan untuk mewujudkan transportasi rendah karbon yang berkelanjutan di kawasan perkotaan Gerbangkertosusila Plus.
Poin kedua, mewujudkan akses transportasi massal rendah karbon, aman, bersih, handal dan terjangkau sebagai salah satu kebutuhan dasar di kawasan perkotaan Gerbangkertosusila Plus. Ketiga, memprioritaskan sistem mobilitas perkotaan berkelanjuian di kawasan perkotaan Gerbangkertosusila Plus, yang mengintegrasikan transportasi publik, pengguna sepeda, pejalan kaki, dan solusi rendah karbon dalam perencanaan dan pengembangan kebijakan alokasi anggaran publik.
Poin keempat, memperkuat perencanaan dan implementasi mobilitas perkotaan yang partisipatif, melalui koordinasi kelembagaan antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta dan masyarakat, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Poin terakhir, melakukan penyelarasan dan pengintegrasian program dan kegiatan dalam dokumen perencanaan daerah, untuk mewujudkan sistem transportasi massal rendah karbon yang berkelanjutan di kawasan perkotaan Gerbangkertosusila Plus.