Pertumbuhan Ekonomi Jatim Diprediksi Capai 5,5 Persen
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi) | Foto: Republika/Prayogi
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim hingga akhir tahun di angka 5 hingga 5,5 persen (YoY). Lebih rendah dari perkiraan awal yang diprediksi pertumbuhannya bisa mencapai 5,8 persen (YoY).
Deputi Kepala BI Jatim, Rizki E Wimanda mengatakan, hal itu tak lain karena kondisi ekonomi global tidak sedang baik-baik saja. IMF bahkan sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia 2022 hingga 2023 bakal terus melambat. "Tetapi ini masih lebih bagus di atas lima persen," kata Rizki di Surabaya, Selasa (15/11/2022).
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal III 2022 sebesar 5,5 persen. Namun, secara kumulatif periode Januari hinggga September 2022, ekonomi Jatim tumbuh 5,58 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Jatim diakuinya cukup berkontribusi terhadap ekonomi di Pulau Jawa maupun nasional. “Jadi jika ekonomi Jatim tumbuh cukup baik maka akan turut menjaga ekonomi Indonesia dari dampak ekonomi global," ujarnya.
Diungkapkan, penopang utama ekonomi Jatim adalah sektor industri pengolahan. Ia mengingatkan, di tengah tantangan resesi tahun depan, industri pengolahan yang berorientasi ekspor bisa tertekan, karena ketidakpastian permintaan pasar luar negeri yang terancam resesi.
Industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman (mamin) Jatim perlu memperkuat pasar dalam negeri. Menurutnya, jika industri Mamin mampu bertahan, akan menjadi bantalan bagi ekonomi Jatim.