Selasa 15 Nov 2022 18:55 WIB

Penduduk China Terus Menyusut Saat Populasi Dunia Melonjak

PBB memperkirakan populasi China akan menyusut mulai tahun depan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi China akan menyusut mulai tahun depan, ketika India kemungkinan besar akan menjadi negara terpadat di dunia.
Foto: EPA-EFE/MARK R CRISTINO
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi China akan menyusut mulai tahun depan, ketika India kemungkinan besar akan menjadi negara terpadat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pengembang perangkat lunak China Tang Huajun suka bermain dengan anaknya yang berusia dua tahun di apartemen pinggiran Beijing. Dia mengatakan tidak mungkin memiliki anak lagi.

Keputusan seperti itu oleh banyak orang seperti Tang akan menentukan ke berbagai arah, tidak hanya populasi China tetapi juga dunia. Pria berusia 39 tahun ini mengatakan, banyak dari teman-temannya yang sudah menikah hanya memiliki satu anak dan tidak berencana menambah lagi. Orang yang lebih muda bahkan tidak tertarik untuk menikah apalagi memiliki bayi.

Kenaikan biaya pengasuhan anak merupakan penghalang utama untuk memiliki anak di China. Banyak keluarga dalam masyarakat yang semakin mobile tidak dapat mengandalkan bantuan pada kakek-nenek yang mungkin tinggal jauh.

"Alasan lain adalah banyak dari kita menikah sangat terlambat dan sulit untuk hamil. Saya pikir menikah terlambat pasti akan berdampak pada kelahiran," kata Tang.

China selama beberapa dekade disibukkan dengan prospek pertumbuhan populasi yang tak terkendali dan memberlakukan kebijakan satu anak yang ketat dari 1980-2015 untuk menjaga jumlahnya tetap terkendali. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi China akan menyusut mulai tahun depan, ketika India kemungkinan besar akan menjadi negara terpadat di dunia.

Tingkat kesuburan China sebesar 1,16 pada 2021 berada di bawah standar Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dengan 2,1 untuk populasi yang stabil dan termasuk yang terendah di dunia. Penderitaan pandemi virus corona dan langkah-langkah ketat untuk membasminya mungkin juga berdampak besar pada keinginan banyak orang untuk memiliki anak.

Ahli demografi menyatakan, kelahiran baru di China akan jatuh ke rekor terendah tahun ini, turun di bawah 10 juta dari 10,6 juta tahun lalu yang sudah 11,5 persen lebih rendah dari 2020. Beijing tahun lalu mulai mengizinkan pasangan untuk memiliki hingga tiga anak dan pemerintah mengatakan sedang bekerja untuk mencapai tingkat kelahiran yang tepat.

Tapi, proporsi penduduk di atas usia 65 tahun sekarang sekitar 13 persen dan akan meningkat tajam. Sebuah angkatan kerja yang menurun menghadapi beban yang meningkat untuk menjaga meningkatnya jumlah orang tua. "Ini akan sangat tinggi untuk beberapa tahun," kata profesor di Chinese University of Hong Kong Jianfa tentang proporsi orang tua dalam populasi.

 

"Itulah mengapa negara harus bersiap untuk penuaan yang akan datang," ujarnya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement