REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS HULU -- Banjir telah menyebabkan 3.612 rumah penduduk tergenang di 11 wilayah kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. "Kami telah menyiagakan Posko Komando Satgas Batingsor dan meminta para camat menyiapkan posko pengungsian," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Gunawan kepada ANTARA di Putussibau, Kapuas Hulu, Selasa (15/11/2022).
Menurut data terkini BPBD, banjir berdampak pada 10.758 keluarga yang terdiri atas 32.555 jiwa di 59 desa yang tersebar di wilayahKecamatan Badau, Batang Lupar, Suhaid, Sekitar, Selimbau, Silat Hilir, Jongkong, Bunut Hilir, Embaloh Hilir, Putussibau Utara, dan Putussibau Selatan. Selain menyebabkan permukiman warga tergenang, Gunawan mengatakan, banjir menggenangi gedung sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan serta mengakibatkan jalan terputus.
Menurut Gunawan, pemerintah daerah sudah menetapkan status tanggap darurat bencana dan mengaktifkan Posko Satuan Tugas Penanganan Banjir, Puting Belitung, dan Tanah Longsor atau Batingsor untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi dalam menangani dampak banjir. BPBD Kabupaten Kapuas Hulu juga telah menurunkan petugas untuk memantau kondisi daerah banjir serta membantu warga yang terdampak banjir.
Gunawan mengatakan bahwa warga yang terdampak banjir kebanyakan masih bertahan di rumah masing-masing. "Tetapi kami sudah meminta para camat untuk menyiapkan posko pengungsian apabila diperlukan dalam kondisi darurat," kata dia.
Petugas BPBD Kapuas Hulu, ia melanjutkan, telah menyalurkan bantuan berupa paket sembako kepada warga yang terdampak banjir. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri permukiman warga di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Daerah yang terdampak banjir di wilayah kabupaten itu semakin luas pada Selasa.
"Kami imbau masyarakat terus meningkatkan kesiapsiagaan, utamakan keselamatan diri serta barang dan dokumen berharga. Saat ini kondisi debit air masih naik, mudah-mudahan segera surut," kata Gunawan.