REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia telah menyumbangkan dana pandemi sebesar 50 juta dollar AS. Dana pandemi atau Pandemic Fund ini dibentuk oleh G20 agar dunia lebih bersiap diri dalam menghadapi pandemi di masa depan.
Ia pun mendorong seluruh pihak agar ikut berkontribusi dalam Pandemic Fund ini. Sehingga dengan penambahan kontribusi pendanaan, pandemic fund bisa berfungsi secara optimal.
“G20 telah berhasil membentuk pandemic fund. Ini harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal. Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah berikan komitmen 50 juta dolar,” ujar Jokowi dalam sambutannya di sesi kedua KTT G20 dengan tema ‘Kesehatan’, Selasa (15/11/2022).
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan bahwa arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Selain itu, peran WHO juga harus lebih kuat lagi, serta solidaritas dan keadilan harus menjadi roh arsitektur kesehatan global.
Jokowi juga mendorong agar G20 ikut mengawal proses pembentukan traktat pandemi. Hal ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan juga global.
“Kali ini dunia harus lebih siap. Kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita. G20 harus mengambil langkah-langkah nyata dan segera,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi telah meluncurkan pandemic fund atau dana pandemi dalam rangkaian pelaksanaan KTT G20 di Nusa Dua, Bali.
“Saya menyampaikan terima kasih atas kontribusinya untuk dana pandemi dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan dana pandemi hari ini,” ujar Jokowi secara virtual pada Ahad (13/11/2022), dikutip dari siaran pers Kemenkeu.
Jokowi mengatakan dalam tiga tahun terakhir, seluruh dunia menghadapi disrupsi terberat akibat pandemi Covid-19. Hal ini menunjukan bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi tersebut sebab tidak memiliki arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi.
“Oleh karena itu, kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi. Pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global,” kata Jokowi.
Pembiayaan dalam pandemic fund membutuhkan dana sebesar 31,1 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan, persiapan, dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang. Angka tersebut berdasarkan hasil studi yang dilakukan Bank Dunia dan organisasi kesehatan dunia awal tahun ini.
“Untuk itu, G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, persiapan, dan respon terhadap pandemi. Saya menyampaikan terima kasih kepada para donor dari negara-negara anggota G20 dan non G20, serta dari lembaga-lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi,” kata Jokowi.
Namun demikian, Jokowi mengungkapkan dana yang terkumpul masih belum mencukupi sehingga masih diharapkan dukungan dan kontribusi yang lebih besar lagi untuk dana pandemi.