Selasa 15 Nov 2022 21:15 WIB

Polisi Yongsan Jalani Pemeriksaan Terkait Tragedi Itaewon

Peringatan kemungkinan kecelakaan selama Halloween telah dihapus

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Sebuah jalan kecil di distrik Itaewon ditutup dengan pita kuning setelah terjadi insiden akibat massa berdesakan selama perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, 30 Oktober 2022. Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, 151 orang tewas dan 82 terluka pada 29 Oktober dalam kerumunan besar pengunjung yang datang untuk merayakan Halloween.
Foto: EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Sebuah jalan kecil di distrik Itaewon ditutup dengan pita kuning setelah terjadi insiden akibat massa berdesakan selama perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, 30 Oktober 2022. Menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional, 151 orang tewas dan 82 terluka pada 29 Oktober dalam kerumunan besar pengunjung yang datang untuk merayakan Halloween.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Tim investigasi khusus Seoul pada Selasa (15/11/2022) dilaporkan telah menginterogasi petugas Kantor Polisi Yongsan terkait tragedi Itaewon. Penyelidikan dilakukan atas tanggapan ceroboh terhadap kerumunan mematikan di lingkungan Itaewon Seoul pada malam perayaan Halloween.

Petugas intelijen berpangkat inspektur berusia 51 tahun, bermarga Kim, diperiksa sebagai tersangka. Ia dihubungkan dengan tuduhan bahwa laporan intelijen polisi yang memperingatkan kemungkinan kecelakaan keselamatan selama periode Halloween telah dihapus setelah tragedi itu.

"Saya dengan tulus akan menjawab pertanyaan selama proses penyelidikan," kata Kim kepada wartawan saat dia menuju ke kantor tim investigasi di distrik Mapo di Seoul barat, dikutip laman Kantor berita Yonhap, Selasa.

Kim adalah yang pertama dari tujuh pejabat yang diperiksa untuk menjalani interogasi. Kim bersama dengan petugas intelijen Kantor Polisi Yongsan lainnya yang bermarga Jeong, didakwa pekan lalu atas kecurigaan bahwa mereka memerintahkan penghapusan laporan intelijen internal dalam upaya yang dicurigai untuk menutupi kelambanan tindakan.

Tuduhan terhadap mereka juga termasuk kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian dan penyalahgunaan wewenang. Tim investigasi, sementara itu, berencana untuk menutup kasus Jeong setelah dia ditemukan tewas di rumahnya pada Jumat karena bunuh diri.

Selain itu, tim investigasi juga akan menanyai pejabat dari pemerintah metropolitan Seoul, kantor Bangsal Yongsan, polisi dan stasiun pemadam kebakaran di distrik Yongsan. Tim juga akan menanyai para korban yang masih hidup sebagai saksi untuk melihat apakah badan pemerintah sesuai menanggapi kecelakaan itu.

Seorang pejabat berpangkat dari Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan juga akan menjalani pemeriksaan pada Selasa di tengah spekulasi penyelidikan dapat diperluas lebih lanjut untuk menentukan apakah salah satu atau kedua kementerian tersebut. Hingga Ahad, jumlah korban tewas dari kerumunan massa 29 Oktober telah meningkat menjadi 158 setelah satu korban lagi, seorang wanita berusia 20-an, meninggal saat dalam perawatan dalam kondisi kesehatan yang serius.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement