Selasa 15 Nov 2022 21:55 WIB

Di G20, Jokowi Ingin Negara Berkembang Diberdayakan di Sektor Kesehatan

Negara berkembang harus diberdayakan sebagai bagian dari solusi masalah kesehatan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo mendengarkan AS. Presiden Joe Biden saat rapat di sela-sela KTT G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, Pulau Bali, Indonesia.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Joko Widodo mendengarkan AS. Presiden Joe Biden saat rapat di sela-sela KTT G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, Pulau Bali, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kesenjangan kapasitas kesehatan di berbagai negara di dunia tidak boleh dibiarkan terjadi. Karena itu, ia mendorong agar negara berkembang juga harus diberdayakan sebagai bagian dari solusi untuk menangani masalah kesehatan dunia.

Negara berkembang, kata dia, harus menjadi bagian dari rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.

“Negara berkembang harus diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan. Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan,” ujar Jokowi dalam sambutannya di sesi kedua KTT G20 dengan tema ‘Kesehatan’, Selasa (15/11/2022).

Jokowi melanjutkan, perlunya peningkatan investasi industri kesehatan, penguatan kerja sama riset dan transfer teknologi, dan perluasan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang. Selain itu, Jokowi juga mendorong agar TRIPS Waiver diperluas pada semua solusi kesehatan termasuk diagnostik dan terapeutik.

“WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan,” tambah dia.

Jokowi mengingatkan agar dunia tidak mengulangi kesalahannya saat penanganan pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menjadi pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global.

“Never again harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi Yang Mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia,” ungkap Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement