REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menikmati satu tahun yang penuh supremasi, Max Verstappen meninggalkan Brasil dengan suasana hati yang galau menatap balapan penutup musim di Abu Dhabi. Sebab, sang juara dunia dua kali gagal bersinar di Interlagos pada akhir pekan lalu dan terlibat cekcok dengan sesama rekan satu tim Sergio Perez.
Red Bull memberi arahan Perez untuk memberi jalan kepada Verstappen dengan syarat posisinya akan dikembalikan apabila sang pembalap Belanda tak mampu menyalip driver Alpine Fernando Alonso untuk posisi finis kelima.
Sementara Perez memerlukan poin sebanyak mungkin untuk mengalahkan pembalap Ferrari Charles Leclerc dalam perebutan peringkat dua klasemen saat Verstappen telah mengunci gelar juara dunia keduanya. Red Bull belum pernah finis 1-2 dalam klasemen pembalap.
Verstappen, yang juga mendapat penalti karena menyebabkan tabrakan dengan pebalap Mercedes Lewis Hamilton, diinstruksikan oleh engineer tim Red Bull Gianpiero Lambiase untuk membiarkan Perez lewat supaya finis lebih tinggi tapi mengabaikan arahan itu dan menyelesaikan lomba di depan sang pembalap Meksiko yang finis P7.
"Max, apa yang terjadi?" kata Lambiase.
"Aku sudah bilang seperti terakhir kali, kalian tidak perlu memintaku lagi, oke?" timpal Verstappen. "Kita jelas soal itu? Aku sudah bilang alasannya dan aku pertahankan itu."
Selesai GP Sao Paulo, Perez dan Leclerc imbang dengan masing-masing 290 poin, tapi sang pembalap Ferrari menang 3-2 soal jumlah kemenangan balapan. Leclerc juga tak dibantu Ferrari untuk bisa finis di depan Carlos Sainz yang naik podium hari itu bersama duet Mercedes George Russell dan Lewis Hamilton.
Bos Red Bull Christian Horner bahkan harus meminta maaf kepada Perez. "Sori soal itu, Checo," kata dia.
"Dia menunjukkan siapa dia sebenarnya," kata Perez, yang pernah dipuji Verstappen karena turut membantunya memenangi sejumlah balapan serta menjadi juara dunia.
"Setelah semua yang saya lakukan untuk dia, ini sejujurnya sedikit mengecewakan. Saya sangat terkejut," kata Perez kepada Sky Sports.
Komentator berspekulasi bahwa Verstappen kemungkinan dibuat kesal saat Perez sepertinya dengan sengaja menabrakkan diri pada kualifikasi GP Monako, di mana ia start P3 dan Verstappen P4. Perez memenangi balapn tersebut dan Verstappen di peringkat tiga setelah pistop "double stack".
Namun, Verstappen mengatakan kepada reporter, "itu sesuatu yang terjadi di masa lalu," menolak mengonfirmasi insiden di Monako menjadi penyebabnya.
"Kami harus terus maju. Kami menuju ke Abu Dhabi, mereka imbang dalam poin dan apabila ia membutuhkan bantuan saya di sana untuk finis di depan Charles saya akan membantunya," kata Verstappen.
Meskipun Red Bull telah menggelar rapat internal untuk membahas dan menyelesaikan konflik tersebut, mantan pebalap Timo Glock berpendapat tindakan Verstappen terlanjur mencederai dan membuat situasi tim tidak kondusif.
"Tahun depan, Perez akan berpikir dua kali apakah dia harus membantu Verstappen lagi," kata Glock.
"Tahun lalu, dia membuatnya juara dunia, jadi dia bisa membalas membantunya. Saya tidak paham reaksi dia. Pasti telah terjadi sesuatu yang jauh lebih besar."
Pada saat Red Bull mengalami kekalahan telak dalam delapan bulan terakhir, tim rival Mercedes perlahan tapi pasti mulai bangkit dan meraih kemenangan pertamanya musim ini setelah Russell menikmati podium teratas untuk pertama kalinya dan Hamilton membantu Silver Arrow finis 1-2 di Interlagos.
Hasil dominan itu, menurut Hamilton, menjadi dorongan yang besar terhadap asa mereka kembali bertarung untuk gelar juara dunia pada 2023.
"Mendapat hasil ini adalah hal terpenting bagi kami, ini adalah dorongan yang sangat besar bagi seluruh moral tim, menuju musim dingin, tim tahu bahwa kami berada di jalurnya," kata Hamilton.
"Kami masih menjadi tim terbaik, dan kami akan kembali mendapati hal ini lebih konsisten lagi tahun depan dan saya tak sabar lagi, menjalani pertarungan itu."
Mercedes kini sedang berburu peringkat kedua klasemen setelah terpaut 19 poin dari Ferrari menuju balapan penutup musim di Yas Marina, akhir pekan ini.