REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar mendorong pengembangan petani muda Indonesia. Bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Billy membentuk Gerakan Petani Milenial.
Untuk pendanaan, Billy dan Kementan berkolaborasi dengan IFAD (International Fund for Agricultural Development). Sebuah Badan Khusus PBB yang bekerja membantu sektor pertanian di daerah-daerah rural.
Adalah Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS), sebuah program kemitraan Indonesia melalui Kementan, dan IFAD. Tujuannya adalah melahirkan wirausaha milenial dari sektor pertanian. Billy menerangkan bahwa salah satu upaya program YESS adalah memfasilitasi kreativitas generasi milenial untuk berkarya dan berwirausaha di sektor pertanian. Program ini dibiayai oleh IFAD sebesar kurang lebih 55,3 juta dollar AS untuk program selama 6 tahun berjalan (2019-2025).
“Saya mendengar kabar bahagia, bahwa Program ini akan diluncurkan juga di Indonesia Timur,” ujar Billy di sela-sela kunjungan kerjanya di Subang, Jawa Barat,, Senin (14/11/22). Billy mendampingi Presiden IFAD, Alvaro Lario, dan Kepala Pusat Pendidikan Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti.
Target yang akan dicapai selama enam tahun program ini adalah mencetak 320 ribu petani muda di pedesaan hingga tahun 2025. Sejak 2020 hingga 2022 sudah menyerap sebesar 35.288 peserta. Penerima hibah kompetitif adalah sebanyak 1,015 dan jumlah peserta pemagangan di berbagai institusi adalah sebanyak 755 petani.
“Tentunya termasuk Papua dan Papua Barat dengan target lima ribu petani muda. Kementan akan mulai dari Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong, lalu bergeser ke Provinsi lain. Ini akan saya sampaikan ke Presiden,” ujar Billy.
Tak lupa Billy menyampaikan terimakasih kepada Badan Pengembangan SDM Kementan, yang selama ini aktif mendukung visi Jokowi dalam rangka mencapai ketahanan pangan Indonesia. Billy mengeklaim dirinya aktif menyampaikan program kemitraan IFAD dengan Kemantan kepada Presiden Jokowi. Sejak pengangkatannya sebagai Staf Khusus Presiden RI di tahun 2019, salah satu dari 5 program kerja utama Billy adalah pelatihan petani muda. Melalui kemitraan bersama dengan Program Petani Milenial.
“Saya aktif menyampaikan program kemitraan IFAD bersama dengan Kementerian Pertanian RI selama ini. Presiden Jokowi mendukung, bahkan juga menyampaikan apresiasi atas program bantuan terhadap petani muda Indonesia. Beliau bahkan juga sempat mengunjungi lahan binaan Petani Milenial bersama Menteri Pertanian tahun lalu”, kata Staf Khusus Presiden RI asal Papua itu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat kesenjangan usia di di sektor pertanian. Jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8% atau setara dengan 2,7 juta orang.
Billy menerangkan faktor tersebut yang membuat Presiden Jokowi menaruh perhatian penuh kepada peningkatan jumlah anak muda Indonesia di sektor Pertanian. Sekaligus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Ini dilakukan untuk mewujudkan regenerasi petani dalam rangka memperkuat ketahanan pangan Indonesia dalam jangka panjang.
“Program ini akan sangat membawa perubahan bagi generasi muda Indonesia, khususnya di daerah terluar. Kerjasama ini (Kementan dan IFAD) menjadi sangat penting dan potensial memperkuat ketahanan pangan Indonesia yang berkelanjutan,” kata Billy.
Sebelumnya, dilansir dari Antara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan sekitar 35 ribu lebih petani milenial yang menjadi binaan dari Kementerian Pertanian sudah berhasil mengakses bantuan permodalan dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp1,4 triliun.
"Petani milenial yang kami bina itu ada 100 ribu dan sampai saat ini, 35 ribu lebih di antaranya berhasil memanfaatkan layanan KUR yang nilainya sekitar Rp1,4 triliun," ujarnya.