REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis sedang mempersiapkan latihan militer terbesarnya yang bakal melibatkan 12 ribu tentara, termasuk dari sekutu Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Latihan tersebut rencananya digelar pada paruh pertama 2023.
“Konteks geopolitik membenarkan latihan ini,” kata komandan divisi penempatan pasukan di kantor kepala staf Prancis, Yves Metayer, Selasa (15/11/2022), dilaporkan laman France24.
Dia mengatakan, dalam latihan itu dibangun skenario tentang terjadinya konflik besar dengan negara asing. “Setelah jatuhnya Tembok Berlin, kami membiarkan mekanisme mobilisasi yang kami miliki selama Perang Dingin menurun,” ujar Metayer.
Ia mengungkapkan, latihan militer bernama “Orion” tersebut nantinya akan melibatkan sekutu NATO Eropa, yaitu Jerman, Inggris, Belgia, Italia, dan Spanyol. Pasukan Amerika Serikat (AS) juga bakal turut berpartisipasi.
Urutan kegiatan dalam Orion yakni, pada akhir Februari dan awal Mei tahun depan, 7.000 tentara akan terlibat dalam latihan operasi angkatan laut di Mediterania serta operasi amfibi dan pengangkutan udara di Prancis selatan. Fase ini akan mensimulasikan intervensi di negara yang dirusak oleh aktivitas milisi dan negara tetangga berkekuatan nuklir.
Kemudian dari pertengahan April hingga awal Mei, pasukan akan mensimulasikan konflik udara dan darat dengan negara adidaya itu, yang melibatkan pengerahan hingga 12.000 tentara di Prancis utara. Menurut Yves Metayer Orion akan melibatkan komponen darat, laut, udara dan luar angkasa, termasuk perang dunia maya, serta operasi sipil di masa perang, seperti layanan kesehatan dan transportasi.
Latihan militer terbesar Prancis digelar saat konflik antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Dalam konflik tersebut, NATO mengerahkan dukungan dan sokongan kepada Kiev.