Lonjakan Kasus Covid-19, Pakar Ungkap Pemicunya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq

Virus Covid-19 (ilustrasi)
Virus Covid-19 (ilustrasi) | Foto: Pixabay

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar biostatistika epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo menilai, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan mulai melemahnya protokol kesehatan di masyarakat. Selain itu, kenaikan kasus juga dipicu munculnya subvarian baru dari Omicron yakni XBB.

"Adanya penularan baru itu kan terjadi ketika seseorang tidak memakai masker sebagai pelindung. Artinya, ketika terjadi penularan seperti ini, baik orang yang tertular maupun yang menulari sedang tidak menggunakan pelindungnya dengan baik," katanya, Rabu (16/11/2022).

Windhu melanjutkan, kemunculan subvarian baru Covid-19 sebenarnya tidak memiliki tingkat fatalitas yang tinggi, layaknya varian-varian yang muncul sebelumnya. Namun demikian, kata dia, ketika munculnya varian atau subvarian baru, virus tersebut tidak dikenali tubuh, sehingga memicu terjadinya peningkatan kasus.

"Jadi, varian-varian baru itu pada umumnya memiliki kemampuan melarikan diri dari kekebalan tubuh manusia. Sehingga, kalau muncul varian atau subvarian baru, penularan akan lebih tinggi. Tapi nanti lama kelamaan akan menurun lagi," ujar dia.

Ditambahkan, meski saat ini terjadi lonjakan, sebenarnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sempat mengalami penurunan. Bahkan berada pada titik terendah, tepatnya pada awal September 2022. Sampai kemudian pada akhir September 2022 ditemukan subvarian baru Omicron XBB di Surabaya.

Windhu mengingatkan, subvarian Omicron XBB kali ini memiliki tingkat fatalitas yang rendah. Subvarian ini juga memiliki karakteristik cepat alami lonjakan tetapi cepat pula mengalami penurunan. Sehingga, diharapkan masyarakat tak perlu panik namun tetap waspada.

"Saya rasa masyarakat tidak usah panik berlebihan karena saya yakin pada akhir November nanti akan mencapai puncak kasus tetapi kemudian akan segera turun lagi. Tetapi tentu saja perlu waspada, apalagi saat libur panjang natal dan tahun baru nanti karena mobilitas masyarakat pasti akan meningkat," ujarnya.

Untuk menghindari penularan, ia kembali menegaskan, memperketat protokol kesehatan adalah hal yang paling utama. Selain menggunakan masker dan menghindari kerumunan, hal yang juga penting dilakukan adalah dengan mendapatkan vaksinasi booster untuk mencegah adanya gejala berat apabila terpapar.

"Kalau mau terhindar, tentunya lengkapi vaksinasi karena vaksin itulah yang mencegah kita supaya tidak mengalami gejala berat jika misalnya kita terpapar. Ingat, vaksinasi memang tidak mencegah penularan, tetapi dia mampu mencegah kita agar tidak jatuh sakit dalam kondisi yang berat," kata dia.

Terkait


Pemberlakukan PPKM Level 1 di Jawa Bali

Kasus Covid-19 Harian Tertinggi di DIY adalah Sleman

Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RSUD Mataram Masih Tersedia

Kelangkaan Vaksin dan Minim Pelacakan Ancam Indonesia dari Varian XBB

Menkes Sebut Subvarian XBB Sudah Terdeteksi di Indonesia

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark