REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membantu merelokasi rumah warga di dua kecamatan yang rutin diterjang bencana alam banjir dan pergerakan tanah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Rizal mengatakan relokasi akan dilakukan terhadap 27 rumah warga di Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun yang merupakan korban banjir, lima rumah di Desa Hegarsari, Kecamatan Sindangbarang yang rusak berat akibat pergerakan tanah. "Kami masih menunggu laporan dari kecamatan dan desa terkait lahan relokasi untuk warga korban banjir di Kampung Jogjogan, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, ke tanah desa, setiap tahun 27 rumah di Kampung Jogjogan menjadi langganan banjir, sehingga pemerintah daerah akan memfasilitasi relokasi ke tempat yang dinilai aman," katanya di Cianjur, Rabu (16/11/2022).
Sebelumnya, pemerintah daerah melalui kecamatan, meminta kesepakatan 27 kepala keluarga di Kampung Jogjogan untuk direlokasi, meski beberapa orang menolak. Penolakan karena berbagai alasan, namun sebagian besar meminta untuk segera direlokasi karena setiap musim hujan tiba mereka selalu was-was terjadi banjir bandang.
"Untuk warga yang terdampak banjir di Cidaun, tinggal menunggu lokasi dan segera direlokasi karena perkampungan yang mereka tempati menjadi langganan banjir setiap tahun. Sedangkan yang di Desa Hegarsari kami masih menunggu lokasi relokasi di tanah desa," katanya.
Ia mengatakan pihaknya sudah meminta warga yang setuju dengan relokasi tidak lagi menempati rumah di pinggiran sungai atau di wilayah yang terjadi pergerakan tanah di masing-masing kecamatan sebagai upaya menghindari jatuhnya korban jiwa karena sebagian besar wilayah di Cianjur masuk dalam zona merah bencana di Jawa Barat.
Rizal menjelaskan, untuk penanganan pergerakan tanah di Kampung Cibali, Desa Hegarsari yang terjadi Senin (14/11) sudah tuntas dilakukan dengan cara mengosongkan lima rumah yang rusak, sedangkan pemilik terpaksa mengungsi ke rumah sanak saudaranya sambil menunggu direlokasi. "Untuk relokasi diprioritaskan lima rumah yang rusak sedangkan belasan rumah yang terancam menyusul tahun depan karena menunggu anggaran dari APBD 2023.
"Untuk yang segera akan menggunakan anggaran dari Belanja Tidak Terduga sesuai instruksi Bupati Cianjur," katanya.