REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak kasus kanker usus besar atau kolon yang tak memunculkan gejala berarti saat masih dalam stadium awal. Hal ini kerap membuat penderita kanker kolon tak menyadari kondisi mereka.
Sebagaimana kanker lainnya, kanker kolon juga bisa menjadi penyakit yang mematikan. Akan tetapi, kanker kolon yang terdeteksi lebih awal memiliki tingkat keberhasilan pengobatan yang baik.
Selain itu, ada beberapa upaya yang juga bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker kolon. Faktanya, hingga 80 persen kasus kanker kolon sebenarnya bisa dicegah.
"Melalui gaya hidup, nutrisi, dan aktivitas fisik," jelas dokter bedah onkologi Anton Bilchik MD PhD, seperti dilansir EatThis, Rabu (16/11/2022).
Sayangnya, kanker kolon pada stadium awal jarang disertai dengan gejala yang khas. Sebagian besar gejala yang muncul pada tahap ini umumnya tak spesifik.
"Seperti BAB berdarah, penurunan berat badan tanpa sebab, kembung, nyeri perut, mual, dan muntah," ujar Dr Bilchik.
Ahli onkologi Misagh Karimi MD menambahkan, sebagian pasien kanker kolon dan rektum bahkan bisa tak merasakan gejala sama sekali. Tak jarang, gejala yang muncul bisa terasa mirip seperti masalah pencernaan lain.
Bila keberadaan kanker kolon tak disadari, polip yang mengandung sel-sel kanker bisa terus menetap di dalam kolon selama bertahun-tahun. Seiring waktu, ketika kanker sudah bertambah berat, gejala-gejala yang lebih signifikan baru akan muncul.
Agar tidak terlambat menemukan kanker kolon, spesialis program intervensi Toufic Kachaamy MD FASGE AGAF mengatakan ada beberapa tanda peringatan kanker kolon yang sebaiknya tak diabaikan. Tanda peringatan tersebut adalah BAB berdarah.
"Terutama bila terjadi pada orang berusia dewasa muda," lanjut Dr Kachaamy.
Sebagai tambahan, Dr Karimi mengatakan perubahan dalam kebiasaan BAB yang terjadi selama lebih dari dua hari juga perlu diperhatikan. Beberapa tanda peringatan kanker kolon lainnya yang tak kalah penting untuk dikenali adalah adanya darah di feses, nyeri perut, kram, lemah atau lelah, kembung, penurunan berat badan tanpa sebab, mual, dan muntah.
Tanda-tanda peringatan tersebut mirip seperti gejala masalah pencernaan lain. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan gejala atau tanda peringatan ini dengan dokter agar penyebab yang mendasarinya bisa diketahui.
Kiat Mencegah
Salah satu upaya pencegahan yang sangat dianjurkan oleh Dr Karimi adalah melakukan perubahan gaya hidup. Sebagian dari perubahan tersebut adalah menerapkan pola makan yang bergizi dan tinggi serat dan membatasi asupan daging merah agar tak berlebih. Beberapa studi menemukan bahwa konsumsi daging merah dalam jangka panjang berkaitan dengan kanker kolon dan rektum.
"Kebiasaan lain yang saya anjurkan untuk orang-orang adalah membatasi konsumsi alkohol dan menghindari produk tembakau," pungkas Dr Karimi.
Latihan fisik atau berolahraga secara rutin juga berperan besar dalam menekan risiko kanker kolon. Menurut Dr Karimi, setengah dari pasien muda yang terdiagnosis dengan kanker kolon memiliki tubuh yang gemuk.
Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan tak harus rumit. Menambah durasi berjalan kaki sebanyak 10 menit per hari dinilai Dr Karimi sudah bisa membawa manfaat.
"Semakin cepat Anda membuat pilihan yang sehat, semakin besar potensi manfaatnya," ujar Dr Karimi.