Kamis 17 Nov 2022 12:32 WIB

Kuota ST009 Hampir Habis, Moduit: Imbal Hasil Lebih Menarik 

Berinvestasi di ST009 sangat mudah diakses dengan investasi minimum yang terjangkau.

Red: Agus Yulianto
Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto.
Foto: Istimewa
Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satu lagi instrumen investasi yang terbilang menguntungkan dengan risiko tetap aman, hadir memenuhi kebutuhan diversifikasi produk investasi nasabah. Produk tersebut adalah Sukuk Tabungan seri ST009, yang mulai dipasarkan sejak tanggal 11 November 2022 lalu. 

Di tengah ketidakpastian perekonomian global, pemerintah memberikan jaminan atas pokok dan imbalannya, sebagaimana surat berharga negara lainnya. Produk dengan tenor jangka waktu pendek 2 tahun ini memberikan imbalan mengambang dengan batasan minimal (floating with floor) sebesar 6,15 persen p.a dan mengacu pada BI 7-Day Reverse Repo Rate ditambah 140 bps. 

Berbagai lembaga telah memprediksi kenaikan suku bunga ke depan. Ekonom Goldman Sachs di antaranya, memperkirakan, Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan ke kisaran 4,75 persen hingga 5 persen pada Maret 2023, atau sebesar 25 basis poin lebih tinggi dari dari perkiraan sebelumnya. Langkah The Fed kemungkinan akan diikuti oleh Bank Indonesia untuk menaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate. 

Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto menjelaskan, imbal hasil mengambang yang ditawarkan ST009, artinya besaran imbalan Sukuk Tabungan akan disesuaikan dengan perubahan BI 7-Day Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali. “Kami melihat suku bunga BI masih akan naik setidaknya 50 bps beberapa bulan kedepan sehingga imbal hasil ST009 berpotensi menjadi 6,65 persen p.a. Hal ini yang kemudian menjadi penarik minat investor, hingga kuota ST009 sudah tidak banyak tersedia” ujar Manuel dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/11/2022).