Hipertensi merupakan kondisi medis dengan prevalensi tinggi. Kasus hipertensi global diestimasi sebesar 22 persen dari total populasi dunia.
Menurut data Kemenkes RI pada 2019, sekitar dua per tiga dari penderita hipertensi ternyata berasal dari negara ekonomi menengah ke bawah. Secara global, pada 2015 diperkirakan, satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan menderita hipertensi (WHO, 2019).
Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 didapati, prevalensi hipertensi mencapai angka 34,11 persen pada penduduk lebih dari 18 tahun. Seseorang juga ternyata akan lebih rentan mengalam hipertensi apabila terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit hipertensi.
Dalam upaya menyosialisasikan manfaat bumbu umami seperti monosodium glutamat (MSG), PT Ajinomoto Indonesua bekerjasama dengan Anoki (Asosiasi Nutrisionis Olahraga & Kebugaran Indonesia) menyelenggarakan seminar, “Pengendalian Masalah Hipertensi dengan Asupan Rendah Garam”. Kegiatan yang dilaksanakan, Sabtu (12/11/2022) ini, menghadirkan dr Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, pakar gizi klinik dari Rumah Sakit Premier Bintaro.
Menurutnya, masih di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat Indonesia terus mengalami kekhawatiran akan kondisi penyakit degeneratif, seperti hipertensi, dan gangguan sistem imun. Karena hal ini dapat memengaruhi proses pemulihan jika terkena virus Covid-19.
Oleh karena itu, bertepatan juga dengan Hari Kesehatan Nasional, dr Yohan menyampaikan, ada banyak cara untuk mengurangi risiko hipertensi. Mulai dari, menjalankan gaya hidup sehat dengan berolahraga teratur, dan hindari kebiasaan merokok dan minuman alkohol.
Termasuk juga, menjalankan Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Namun, ada pula cara yang sederhana dan cukup mudah dilakukan untuk menekan risiko darah tinggi.
Yakni, mengurangi asupan garam atau diet rendah garam, sebagai salah satu upaya yang esensial untuk mengurangi risiko hipertensi. “Untuk menyiasati pengurangan asupan garam atau diet rendah garam, kita dapat mengganti penggunaan sebagian garam dengan bumbu umami seperti MSG yang akan memberikan dampak positif lainnya. Jadi, jika kalian tetap ingin makanan yang dikonsumsinya memiliki cita rasa yang tinggi, namun sekaligus ingin diet rendah garam juga, cara ini sangat sesuai," jelas Yohan.
Kandungan natrium dalam MSG, lanjut dia, hanya sepertiga dari kandungan natrium pada garam dapur biasa. "Selain itu, sudah ada juga penelitian yang membuktikan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu penurunan asupan garam namun tetap menjaga palatabilitas atau rasa enak makanannya," kata Yohan.
Menurut Grant Senjaya selaku head of public relations department PT Ajinomoto Indonesia, bagi Ajinomoto, gizi yang baik adalah modal penting bagi pertumbuhan generasi masa depan. Anak-anak di Indonesia, kata dia, membutuhkan gizi yang baik dan lengkap untuk tumbuh kembangnya.
Dengan begitu, perkembangan mental dan fisik anak-anak di Indonesia jadi lebih baik sehingga menjadi generasi yang tumbuh dan berkembang. “Ajinomoto berkomitmen mendukung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kegiatan edukasi terkait gizi bagi keluarga," ungkap Grant.