Kamis 17 Nov 2022 14:28 WIB

Mahasiswa Diminta Bangun Keseimbangan Antara Ilmu Pengetahuan dan Agama

Fenomena sosial politik tidak bisa dilepaskan dari keagamaan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Mahasiswa Diminta Bangun Keseimbangan Antara Ilmu Pengetahuan dan Agama. Foto: Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Foto: Dokumen
Mahasiswa Diminta Bangun Keseimbangan Antara Ilmu Pengetahuan dan Agama. Foto: Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak mahasiswa untuk membangun keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan ilmu agama, utamanya di bidang ilmu sosial dan ilmu politik. Pasalnya, kata dia, isu-isu sosial yang ada di masyarakat saat ini selalu bersinggungan dengan isu agama.

"Fenomena sosial politik tidak bisa dilepaskan dari keagamaan, ini realita yang tidak bisa kita kesampingkan. Ini bisa memecah belah kita atau justru memberikan kita wisdom. Karena itu kita harus memiliki balance of knowledge," kata Emil, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga

Menurut Emil, pengetahuan yang seimbang itu akan membantu mahasiswa dalam penguasaan ilmu lintas bidang dan meningkatkan rasa toleransi mereka. Hal ini diharapkannya dapat memberikan warna baru dalam dunia perguruan tinggi Indonesia.

"Ini membantu kita dalam menguasai berbagai bidang, mulai ilmu pengetahuan politik, sains, pertanian, didukung dengan ilmu agama yang mumpuni, yang membuat kita lebih toleran terhadap pemikiran berbeda," ujarnya.

Emil kembali mengajak segenap mahasiswa untuk terus mencapai balance of knowledge, sehingga dapat menjawab tantangan dan permasalahan masa kini. Ia optimistis mahasiswa dan alumni dari kampus, termasuk yang berbasis keagamaan, akan dapat saling mengayomi, toleran, dan memberikan contoh baik bersama.

"Memperluas pergaulan itu salah satu pengalaman yang berharga dan membangun karakter mengayomi, toleran, dan memberikan contoh baik bersama untuk menjadi barometer bagi perkembangan ilmu sosial dan politik Indonesia," kata Emil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement