REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Indonesia kembali mencalonkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.
Menariknya lokasi yang dipilih sebagai tuan rumahnya adalah Ibu Kota Negara (IKN) yang rencananya akan dibangun di Kalimantan Timur.
Dipilihnya IKN yang saat ini memang masih dalam rencana pembangunannya dinilai jadi daya tarik sendiri. Sehingga keperluan venue-venue olimpiade dan sarana pendukung lainnya nanti benar-benar bisa dibangun dari nol sesuai dengan kebutuhan.
Pakar Manajemen Prestasi Olahraga Djoko Pekik Irianto kepada Republika, Kamis (17/11)menyatakan dukungannya terhadap bidding Olimpiade 2036 serta menilai IKN sebagai lokasi pelaksanaan akan jadi daya tarik tersendiri.
"Saya setuju Indonesia ikut bidding Olympic 2036. Untuk lokasinya yang baru di IKN jadi suatu kelebihan akan menjadi daya tarik tersendiri," ujar Djoko Pekik.
Namun, Djokilo Pekik mengingatkan, "Yang Perlu dipastikan apakah semua sarana dan prasarana olahraga sudah masuk dalam Master Plan pembangunan IKN."
Karena saat ikut bidding, lanjut Djoko, persyaratannya adalah kesiapan minimal venue harus sudah ada. "Venue termasuk salah satu penilaian. Contoh untuk bidding Pekan Olahraga Nasional (PON) saja, daerah harus sudah siap venue 50 persen."
Jadi Djoko Pekik mengusulkan, "Jika saat bidding ditawarkan tempat atau sejumlah venue di IKN, kemungkinan belum siap. Saran saya saat bidding kita tawarkan tempat DKI dan Jabar dimana ada venue eks Asian Games, PON."
Indonesia pernah ada pengalaman mencalonkan tuan rumah Olimpiade 2032 dan kalah dari Australia yang terpilih. "Jadikan pengalaman sebelumnya menjadi pelajaran apa kekurangan/ kelemahan saat bidding lalu (Olympic 2032) dan yang tak kalah penting perkuat Lobi ke IOC dan 205 negara anggota."
Pesaing Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade 2036 adalah Mesir, Inggris, Qatar dan Turki.