Kamis 17 Nov 2022 16:34 WIB

Pengusaha Pede RI Jadi Destinasi Investasi Pasca Ketuai G20

Usai G20 pengusaha ingin model pengembangan UMKM jadi rujukan dunia

Patung Garuda Visnu Kencana menyala saat anggota pengawal berdiri menjelang Makan Malam Penyambutan pada KTT Pemimpin G20. Wakil Ketua Umum II, Kadin Indonesia, Franky Oesman Widjaja, optimistis Indonesia bakal menjadi salah satu destinasi investasi para investor dunia pasca menjadi Presidensi G20 yang telah usai pada Rabu (16/11/2022) kemarin.
Foto: Willy Kurniawan/Pool Photo via AP
Patung Garuda Visnu Kencana menyala saat anggota pengawal berdiri menjelang Makan Malam Penyambutan pada KTT Pemimpin G20. Wakil Ketua Umum II, Kadin Indonesia, Franky Oesman Widjaja, optimistis Indonesia bakal menjadi salah satu destinasi investasi para investor dunia pasca menjadi Presidensi G20 yang telah usai pada Rabu (16/11/2022) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum II, Kadin Indonesia, Franky Oesman Widjaja, optimistis Indonesia bakal menjadi salah satu destinasi investasi para investor dunia pasca menjadi Presidensi G20 yang telah usai pada Rabu (16/11/2022) kemarin.

Ia menyampaikan pelaksanaan G20 dan B20 Summit di Bali menjadi momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara besar. Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia tengah menyongsong status sebagai negara maju pada tahun 2045 mendatang, tepat 100 tahun kemerdekaan.

"Ini merupakan kesempatan emas untuk merangkul semua stakeholder tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Sehingga Indonesia bisa menjadi destinasi untuk investasi, itulah yang kami harapkan,” katanya yang juga sebagai Board Member Sinar Mas di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Ia menjelaskan, saat ini dunia tengah menghadapi berbagai tantangan mulai dari transisi energi, serta ancaman berbagai krisis seperti ekonomi, pangan, kesehatan, hingga persoalan lainnya.

Oleh karena itu, model pengembangan UMKM di Indonesia yang saat ini berjalan, diharapkan dapat semakin kuat dan meluas, hingga  dapat menjadi rujukan dunia. Sebab, UMKM di Indonesia memegang peranan krusial dengan 60 persen-70 persen berkontribusi terhadap PDB dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 80 persen-90 persen.

Dengan potensi itu, Franky mengatakan, UMKM tidak hanya menjadi pondasi ketika menghadapi pandemi dan resesi ekonomi global, namun juga membawa Indonesia lebih maju lagi kedepannya.

Ia menuturkan, pasca pandemi dunia usaha akan mengalami beragam persoalan salah satunya suplai bahan baku. Namun ditengah tantangan itu, Franky mengajak pelaku usaha untuk optimistis dan mampu mengambil kesempatan. Terbukti Indonesia mampu bertahan dari pandemi, kemudian pulih lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya.

“Presiden sudah meresmikan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM naik Kelas, ini artinya mereka bisa akses teknologi, akses keuangan, akses pasar, jadi mereka bisa menikmati pasar yang lebih besar. Namun mereka harus ada pendampingan kalau tidak ya mereka sulit berkembang, banyak contoh pendampingan yang kami lakukan dan itu terbukti sukses,” ujarnya.

Ke depan, Ia berharap bahwa gerakan ini lebih modular dan sistematis dengan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan. Termasuk dengan memberikan status pemeringkatan usaha. Misalnya UMKM yang baik berwarna biru, yang cukup baik hijau, masih kurang berwarna kuning serta merah yang statusnya belum melakukan apapun.

Untuk status UMKM berwarna merah yang memerlukan pendampingan intensif. Sebab, biasanya mereka belum mengerti cara pemasaran sehingga memerlukan modul yang sesuai dengan usaha dan area mereka beroperasi. Dengan begitu, program pengentasan kemiskinan akan lebih cepat terlaksana.

“Kalau seperti itu 1000 persen tidak ada orang miskin, ini sangat penting. Middle class kita ini sangat penting, kalau UMKM hidup maka Indonesia betul-betul akan masuk negara 5 ekonomi terbesar pada tahun 2045 sesuai prediksi para ekonom,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement