REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memasang target peningkatan standardisasi terminal peti kemas di pelabuhan yang dikelolanya. Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan nantinya seluruh pelayanan terminal peti kemas akan memiliki standar pelayanan yang sama sesuai dengan kelas masing-masing.
"Hal ini tentunya memudahkan kontrol dan monitoring baik bagi kami selaku operator maupun pengguna jasa kami,” kata Arif dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (17/11/2022).
Arif menuturkan, saat ini di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan dan TPK Makassar, jumlah bongkar muat juga sudah mengalami peningkatan. Menurutnya, peningkatan jumlah bongkar muat tercatat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 34 hingga 45 boks, bahkan mencapai 60 boks saat optimum.
Kecepatan bongkar muat tersebut membuat waktu sandar kapal pun dapat berkurang menjadi setengahnya dari dua hari menjadi hanya satu hari. "Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Ambon dan Sorong, di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua hari menjadi satu hari," jelas Arif.
Menandai satu tahun pascapenggabungan Pelindo pada Oktober 2022, Pelindo meluncurkan sistem operasi pelabuhan peti kemas terintegrasi yang disebut Terminal Operating System (TOS) Nusantara. Sistem tersebut digunakan untuk merancang, mengendalikan, memantau, dan membuat laporan seluruh aktivitas pelabuhan seperti bongkar muat, penumpukan, relokasi, serta pengaturan gerbang.
Arif mengatakan, sistem baru tersebut telah digunakan di Terminal Petikemas Tanjung Priok dan Terminal Petikemas Makassar. Di memastikan nantinya akan secara bertahap dioperasikan pada terminal lain di Indonesia.
“Standarisasi bisnis dan pelayanan kedepannya diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik secara bertahap. Pada akhirnya, efisiensi biaya logistik ini dapat membantu meningkatkan perekonomian nasional,” ujar Arif.