Jumat 18 Nov 2022 05:36 WIB

RSHS Resmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Gedung ini akan memiliki beberapa pusat pelayanan unggulan diantaranya bayi tabung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan membawa pasien di area ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung. (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan membawa pasien di area ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- RSHS resmikan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Kamis (17/11). Kegiatan peletakan batu pertama dilakukan secara serentak dari 4 Rumah Sakit dan disiarkan relay live streaming dari epicentrum di RSUP dr Ngoerah Sanglah, Bali. 

Selain RSHS, Rumah Sakit yang bersama-sama meresmikan peletakan batu pertama Gedung Pelayanan Ibu dan Anak diantaranya RSUP Prof Ngurah Denpasar, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan Pusat Kanker Dharmais DKI Jakarta. Pembiayaan pembangunan gedung ini dibiayai Islamic Development Bank (IsDB). 

Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSHS akan dibangun dalam 8 lantai plus satu basement dengan luas bangunan kurang lebih 32.000 m2 termasuk fasilitas penunjangnya. Gedung ini akan memiliki beberapa pusat pelayanan unggulan diantaranya bayi tabung (In Vitro Fertilization /Assisted Reproduction Technology), Layanan Sel Punca (Stem Cell ) Berbasis Penelitian, Regional Neonatal Intensive Care Unit (NICU Level IV ), dan Fetal Therapy.

Pelayanan lainnya yang disediakan di gedung ini adalah intensive care unit 52 TT, high care unit 80 TT, ruang rawat obgin, anak, bedah wanita dan anak 312 TT dan ruang isolasi 50 TT, sehingga total menjadi 494 TT.

Adapun area publik yang akan juga hadir di Gedung ini diantaranya minimarket, cafetaria, foodcourt, sleep hub untuk pengunjung, ATM center, ruang tunggu dan mushola outdoor serta healing garden. 

Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian, dr I Gusti Lanang Suartana Putra MM MARS menjelaskan, pembangunan gedung ini merupakan program prioritas pemerintah. Tujuannya, untuk mendukung penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia melalui peningkatan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas pemberian pelayanan kesehatan ibu dan anak. 

Menurutnya, hadirnya Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSHS dilengkapi dengan sumber daya manusia yang berkualitas, mumpuni dan andal dari RSHS. Sehingga diharapkan dapat menjadi daya ungkit yang besar bagi penurunan angka kematian ibu di Jawa Barat. 

"Target kami pembangunan ini akan selesai pada 2024, namun akan kami upayakan agar segera selesai sehingga dapat sehingga secara tidak langsung kita bisa cepet menekan angka kematian ibu dan anak di Indonesia," katanya.

Sementara menurut Sekretaris Daerah Prov Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, dukungannya terhadap upaya perbaikan layanan kesehatan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan anak di Jawa Barat. 

"Atas nama Provinsi Jawa Barat kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan telah memilih RSHS yang berada di Jawa Barat untuk mendapatkan pembiayaan dari IsDB ini, tentunya setelah gedung ini selesai nanti," katanya.

Setiawan mengatakan, pihaknya berharap dengan adanya layanan ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama untuk Ibu dan Anak di Jawa Barat. Apalagi, angka kematian Ibu dan Anak tahun 2020 -2022 memang meningkat namun di Jabar ada sedikit penurunan, namun dikarenakan jumlah masyarakatnya banyak. Sehingga kontribusi Jawa Barat terhadap angka nasional cukup tinggi. 

"Mudah-mudahan dengan adanya gedung ini nanti, pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak menjadi lebih baik," kata Setiawan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement