Hadiri Seminar Muhammadiyah, Erick Thohir Tekankan Pengembangan Digital Ekonomi
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan bertajuk Muhammadiyah Business and Investment Forum di Hotel Sunan, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/11/2022). | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri BUMN, Erick Thohir, menjadi pembicara dalam acara Muhammadiyah Business and Investment Forum di Hotel Sunan, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/11/2022). Pada kesempatan itu, Erick menggarisbawahi bahwa ke depan persaingan bisnis tidak hanya bergantung pada sektor sumber daya alam saja.
Erick mengatakan bahwa bidang digital ekonomi juga perlu dikembangkan. Sebab, itu bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan. "Digital ekonomi ini menjadi sumber yang luar biasa. Mulai dari fintech, healhtech, hingga edutech semua menjadi turunannya di situ," terang dia.
Selanjutnya, Erick juga menyoroti terkait industri halal. Menurutnya, meski Indonesia adalah mayoritas umat Muslim, namun dalam pangsa pasar halal malah ketinggalan dibanding negara lainnya.
"Kita selalu bicara Muslim di Indonesia terbanyak di dunia, benar memang, tapi kalau kita bicara industri halal kita tidak masuk 10 besar. Yang masuk apa? Amerika, China, Taiwan, Brazil. Negara yang mayoritas non-Muslim. Jadi ayo coba buka mata kita buka hati kita ada yang salah di sana," katanya.
Ia menjelaskan sejatinya jika dilihat dari potensi ekonomi syariah maka angkanya luar biasa. Namun, hanya jaringannya yang belum dimaksimalkan.
"Kalau kita lihat footprint dari ekonomi syariah, angkanya luar biasa, yang belum maksimal jaringan konsumtifnya, titik titiknya sudah ada, tapi belum dikonsolidasi, belum dimaksimalkan. Kalau kita bicara yang namanya industri halal, sisir dulu mau memulai dari mana, jangan palugada," tegas Erick.