REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan banyak negara yang tergabung dalam forum The International Conference on Family Planning (ICFP) 2022 tertarik untuk mempelajari upaya Indonesia dalam mensosialisasikan program Keluarga Berencana (KB) pada masyarakat. Forum The International Conference on Family Planning (ICFP) 2022 digelar di Pattaya, Thailand pada 14-17 November 2022.
“Dari pernyataan kami di forum, tidak hanya negara-negara berkembang baik di Asia atau Afrika saja, tapi juga negara maju yang ingin belajar langsung dari Indonesia,” kata Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN M Rizal Martua Damanik dalam temu media yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Dalam forum itu, Rizal mengaku jika banyak negara mengagumi cara Indonesia untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui perluasan cakupan alat kontrasepsi. Terkait dengan asuransi kesehatan misalnya, bantuan dana yang diberikan oleh BPJS Kesehatan berhasil membuat tenaga kesehatan dari Afghanistan yang sempat mengikuti pelatihan di Yogyakarta takjub.
Sebab, negara bahkan memikirkan finansial masyarakat untuk mengakses KB, meskipun belum semua dapat dicover. Para tenaga kesehatan Afghanistan itu juga kagum karena Indonesia mampu menggerakkan tokoh agama hingga lembaga dalam masyarakat dalam menyebarkan edukasi kesehatan reproduksi yang terutama difokuskan pada remaja.
Hal tersebut membuat negara lainnya, tertarik untuk mengikuti pelatihan program KB yang diberikan oleh Indonesia. “Sesudah acara selesai Indonesia dapat permintaan dari beberapa negara seperti Gambia dan Nigeria untuk melaksanakan pelatihan bagi tenaga kesehatan mereka dalam waktu dekat pelatihan ini akan kita eksekusi khususnya bagi negara Nigeria,” katanya.
Rizal turut menyatakan bahwa United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) telah banyak memuji kinerja Indonesia di mata dunia. UNFPA bahkan telah menyetujui bahwa mengembangkan model pelatihan program KB yang semula hanya diberikan secara bilateral, akan menjadi multilateral dengan mulai menghadirkan tenaga kesehatan yang berada di kawasan ASEAN.
Rizal menyebut bahwa nantinya para perwakilan akan menjadi pengamat terlebih dahulu, yang diharapkan dapat melihat secara langsung itikad baik pemerintah Indonesia melalui pelatihan yang telah diselenggarakan terutama dalam menggerakkan Moslem religious leader. “Jadi nanti kita akan menindaklanjuti ide yang sudah disepakati dengan UNFPA ini untuk berdialog dengan Sekretariat ASEAN yang ada di Jakarta untuk pelaksanaan pelatihan tahun 2023 nanti,” katanya.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina menambahkan negara lain juga merespons baik alat kontrasepsi yang disosialisasikan sebagai alat untuk merencanakan kehamilan yang baik dan mencegah anak terlahir dalam kondisi stunting. Kemudian penekanan bahwa seks bebas yang tidak menggunakan pengaman pada para remaja, cukup memberikan pemahaman bahwa kondom memiliki manfaat untuk menghindari penyakit menular seksual lainnya seperti HIV/AIDS.
Eni menambahkan kondom di Indonesia pun diperkenalkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy), sehingga dapat menekan terjadinya hal-hal buruk yang mungkin terjadi di dalam rumah tangga. “Jadi mereka akan tahu ketika sudah seksual aktif dan melakukan seks, mereka menggunakan kondom untuk mencegah terjadinya penyakit seksual dan mencegah unwanted pregnancy,” ujar Eni.