Kamis 17 Nov 2022 23:29 WIB

Aplikasi Kesehatan Mental Islami Sabet Juara di Ajang Internasional Jerman

Aplikasi tersebut mengintegrasikan antara unsur Islam dengan psikologi

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Aplikasi Ruh Care. Aplikasi tersebut mengintegrasikan antara unsur Islam dengan psikologi
Foto: Dok Istimewa
Aplikasi Ruh Care. Aplikasi tersebut mengintegrasikan antara unsur Islam dengan psikologi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aplikasi kesehatan mental Islami berhasil menyabet juara kedua di KTT G20. Aplikasi tersebut mengintegrasikan antara unsur Islam dengan psikologi. 

Dilansir di About Islam, Kamis (17/11/2022), sebuah aplikasi yang mengintegrasikan psikologi dengan Islam telah memenangkan hadiah kedua untuk Kompetisi Pitch Kewirausahaan Sosial di KTT Aliansi Pengusaha Muda G20 di Jerman. 

Baca Juga

Pembuat aplikasi, Omar Khan, mengatakan aplikasi tersebut  dirancang untuk setengah miliar orang di komunitas Muslim global yang mengalami tantangan kesehatan mental. 

Khan adalah bagian dari delegasi Kanada di KTT Aliansi Pengusaha Muda G20 dan mempresentasikan kreasi timnya. 

Atas penghargaan yang diberi, Omar mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pemimpin dan rekan setimnya yang telah bekerja keras membantu meraih penghargaan tersebut.  

"Saya belajar banyak dari 250 delegasi dari seluruh negara G20 dan mampu menyoroti kebutuhan untuk merancang solusi yang beragam dan inklusif, termasuk untuk kesehatan mental," kata Omar. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan depresi adalah penyebab utama keempat kesehatan yang buruk dan kecacatan di antara orang dewasa di seluruh dunia. 

Di seluruh dunia, banyak Muslim yang enggan mencari profesional kesehatan mental karena stigma yang melekat pada penyakit mental atau karena mereka takut terapis terlatih Barat tidak akan memahami budaya atau agama mereka. 

Melawan stigma terkait masalah kesehatan mental, Islamic Center di Raleigh, North Carolina, mulai menawarkan layanan khusus kepada anggotanya pada Januari 2018. 

Sebelumnya pada 2016, sekelompok pekerja kesehatan mental Muslim Ottawa dan advokat komunitas mengadakan konferensi untuk membantu mereka yang menderita secara diam-diam.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement