Jumat 18 Nov 2022 12:06 WIB

Erdogan Bertelepon dengan Netanyahu

Komunikasi antara Erdogan dan Netanyahu terjadi pertama kali sejak 2013.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi isyarat saat berbicara dalam konferensi pers di sela-sela KTT Pemimpin G20 di Nusa Dua di Bali, Indonesia pada Rabu, 16 November 2022. Perdana menteri yang akan datang Benjamin Netanyahu dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon pada Kamis (17/11/2022) untuk pertama kalinya sejak 2013.
Foto: AP Photo/Firdia Lisnawati
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi isyarat saat berbicara dalam konferensi pers di sela-sela KTT Pemimpin G20 di Nusa Dua di Bali, Indonesia pada Rabu, 16 November 2022. Perdana menteri yang akan datang Benjamin Netanyahu dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon pada Kamis (17/11/2022) untuk pertama kalinya sejak 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana menteri yang akan datang Benjamin Netanyahu dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon pada Kamis (17/11/2022) untuk pertama kalinya sejak 2013. Keduanya setuju untuk bekerja sama membawa "era baru" dalam hubungan Ankara-Yerusalem.

"Presiden Erdogan mengatakan bahwa adalah kepentingan bersama Turki dan Israel untuk mempertahankan hubungan dengan menghormati kepekaan atas dasar kepentingan bersama, dan untuk memperkuat mereka secara berkelanjutan," kata kantor kepresidenan Turki seperti dikutip laman Time of Israel, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga

Sementara Netanyahu mengatakan bahwa upaya mediasi Turki antara Ukraina dan Rusia penting bagi dunia. Netanyahu juga menyatakan belasungkawa atas pengeboman di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Dia juga menawarkan bantuan Israel dalam perang melawan teror.

"Erdogan berterima kasih kepada Netanyahu, dan turut menyampaikan belasungkawanya atas serangan teror mematikan hari Selasa di Ariel," kata Kantor Erdogan.

Percakapan 12 menit itu terjadi seminggu setelah pemimpin Turki mengirimi Netanyahu surat ucapan selamat atas kemenangan pemilihannya. Erdogan mengatakan dia yakin kerja sama antara kekuatan Mediterania timur akan berlanjut dengan cara yang akan membawa perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Pada Agustus, kedua negara mengumumkan akan memulihkan hubungan diplomatik penuh setelah ditangguhkan pada 2018. Ankara menarik duta besarnya saat itu dan mengusir utusan Israel setelah bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza.

Hubungan antara kedua pemimpin itu sendiri juga terkenal sengit selama dekade terakhir. Mereka terakhir berbicara melalui telepon pada 2013, ketika presiden AS saat itu Barack Obama mengatur percakapan, ketika Netanyahu meminta maaf atas kematian warga negara Turki dalam insiden Mavi Marmara 2010.

Panggilan itu sendiri adalah pertama kalinya mereka berbicara dalam empat tahun. Koordinasi baru antara Israel dan Turki juga diperlihatkan setelah pasukan keamanan dari kedua negara bekerja sama untuk mencegah plot pembunuhan Iran di tanah Turki pada Juli.

Pada Sabtu, Turki menunjuk seorang duta besar untuk Israel setelah jeda empat tahun. Israel menunjuk utusan barunya pada September.

Hubungan antara keduanya memburuk setelah kritik Erdogan terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina di bawah pemerintahan Netanyahu sebelumnya. Israel juga menyatakan kemarahannya atas dukungan Ankara untuk kelompok teror Palestina Hamas, yang menguasai Gaza.

Hubungan antara Israel dan Turki mulai perlahan membaik tahun lalu. Erdogan dan Presiden Isaac Herzog bertukar pesan pribadi, diikuti oleh serangkaian kontak diplomatik yang meningkat atas berbagai masalah dengan pemerintah yang terdiri dari saingan Netanyahu, yang kini akan mundur dari kekuasaan. Herzog mengunjungi Ankara pada  Maret ynag dinilai sebuah langkah penting untuk menghidupkan kembali hubungan kedua negara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement