REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Nancy Pelosi mengatakan pada Kamis (17/11/2022), akan melepaskan peran kepemimpinan di House of Representatives atau DPR Amerika Serikat (AS). Dia menjadi perempuan pertama yang memimpin DPR dari partai Demokrat dan memimpin dua pemakzulan.
Seorang liberal asal California ini membuat pengumuman saat berpidato di ruangan DPR. Keputusan itu pun menarik tepuk tangan dari anggota partai Demokrat bahkan ketika banyak Republikan memutuskan untuk tidak hadir.
Sosok yang memegang jabatan kedua dalam garis suksesi kepresidenan menyampaikan pidato sentimental yang menyebut DPR sebagai tanah suci. Dia ingat ketika mengunjungi Capitol untuk pertama kalinya sebagai seorang anak ketika ayahnya dilantik sebagai anggota kongres.
Pelosi juga menceritakan bekerja dengan tiga presiden, Republik George W. Bush serta, Barack Obama dan Joe Biden. Dia tidak menyebut Trump meski menyinggung serangan 6 Januari 2021 di Capitol oleh para pendukungnya.
"Demokrasi Amerika itu agung, tetapi rapuh. Banyak dari kita di sini telah menyaksikan kerapuhan kita secara langsung, tragisnya, di ruangan ini. Jadi demokrasi harus dipertahankan selamanya dari kekuatan yang ingin merusaknya," kata Pelosi.
Pelosi juga mencatat peningkatan jumlah perempuan dan anggota parlemen minoritas sejak bergabung dengan DPR pada 1987. Dia adalah perempuan terpilih dengan peringkat tertinggi dan paling berkuasa dalam sejarah AS hingga Kamala Harris menjadi wakil presiden pada Januari 2021.
Meski menanggalkan kepemimpinan Demokrat di DPR, Pelosi mengatakan, tidak akan pensiun sebagai anggota DPR dan terus mewakili San Francisco seperti yang telah dilakukan selama 35 tahun.
"Bagi saya, waktunya telah tiba bagi generasi baru untuk memimpin kaukus Demokrat yang sangat saya hormati. Saya bersyukur banyak yang siap dan mau memikul tanggung jawab yang luar biasa ini," kata Pelosi yang pernah menjabat sebagai pimpinan DPR dari Demokrat selama dua dekade dan menjadi ketua DPR dari 2007-2011 dan dilanjutkan pada 2019 hingga sekarang.
Perempuan berusia 82 tahun ini memainkan peran sentral dalam menggiring agenda legislatif dua presiden Demokrat melalui Kongres, meski dia sering mendapatkan serangan dari banyak kaum konservatif. Dia membantu meloloskan undang-undang kesehatan 2010 masa jabatan Obama serta perluasan infrastruktur dan belanja iklim, serta peraturan senjata saat masa Joe Biden. Dia juga memimpin saat DPR memakzulkan Presiden Donald Trump pada 2019 dan 2021.
Biden dalam sebuah pernyataan menyebut Pelosi sebagai ketua DPR yang paling penting dalam sejarah AS. DPR dari Demokrat akan memberikan suara dalam memilih pemimpin baru pada 30 November.