REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG--Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) resmi dibuka pada Kamis (17/11/2022). Ketua Umum PB PMII, Muhammad Abdullah Syukri menuturkan, Muspimnas merupakan konferensi tertinggi kedua setelah kongres.
Ia berharap, kader PMII se-Indonesia bisa memberikan gagasan terbaik untuk menghasilkan peraturan organisasi (PO) sebagai aturan turunan AD/ART di Muspimnas. Selain itu, PO yang disahkan selaras dengan kebutuhan organisasi.
Menurut Ketum PB PMII yang akrab disapa Gus Abe ini, dalam penyusunan PO Muspimnas PMII, ada aturan yang ditambah, disesuaikan, dan dikurangi. Semua itu demi kebutuhan aturan organisasi untuk menyesuaikan dengan tantangan perkembangan zaman.
"Nanti akan kita bahas utamanya adalah kaderisasi dan penataan organisasi," kata Gus Abe dalam keterangan, Jumat (18/11/2022).
Ia menambahkan, PMII mengalami perubahan arah gerakan di setiap dekade perjalanan Bangsa Indonesia. Pada dekade 70 hingga 80-an ketika Orde Lama menguat, PMII turut berperan mengantarkan Indonesia ke era Orde Baru. Kemudian, pada dekade 90-an ketika Orde Baru menguat, PMII berperan besar mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang Reformasi.
"Kemudian, beralih pada tahun 2000-an, saat itu kita transisi demokrasi, yang biasa tertutup, tahun 2000-an semuanya terbuka. Lalu kemudian, apa yang dirumuskan PMII saat ini tentu harus berbeda, respons zaman saat ini harus berbeda dengan tahun-tahun yang saya sebutkan," ujarnya.
Alumnus Magister Development and Governance, Institute of Political Science University of Duisburg-Essen, Jerman ini menyatakan, tantangan kader-kader PMII saat ini berbeda dengan kader PMII di era-era sebelumnya. Menurutnya, tantangan terbesar hari ini adalah kader PMII dihadapkan dengan ancaman krisis pangan, ancaman kepada perdamaian dunia, perubahan iklim, bonus demografi, perkembangan dan percepatan teknologi.
Gus Abe mengatakan, tantangan tersebut merupakan situasi-situasi yang jauh berbeda dengan PMII pada 20 hingga 30 tahun lalu. "Saya berharap formulasi kaderisasi dan nanti kita akan membahas paradigma PMII yang akan kita kontekstualisasi ulang karena itu sudah ditulis sekitar 20 hingga 30 tahun lalu," tegasnya.
Wakil Menteri Agama KH Zainut Tauhid Sa’adi yang hadir dalam pembukaan Muspimnas mengingatkan PMII terkait pentingnya penguatan moderasi beragama dalam pemahaman teks-teks keagamaan dan kehidupan sosial kalangan mahasiswa. "Peran mahasiswa sangat penting sebagai katalisator mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin," ujarnya.
Selain konservatisme, Wamenag juga mengingatkan PMII soal tantangan revolusi industri 4.0, society 5.0, pasar bebas internet, serta kompetisi dagang global yang semakin terbuka. Menurut Wamenag, PMII sebagai wadah pergerakan mahasiswa harus cepat merespons jika tidak ingin tertinggal atau ditinggalkan anggotanya yang telah memiliki ekspektasi serta orientasi masa depan yang berbeda.
Muspimnas yang digelar di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU), Jawa Timur ini mengusung tema Tranformasi Organisasi Menuju Peradaban Nusantara. Selain Wamenag, hadir juga saat pembukaan Muspimnas, Bupati Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo, Rektor UIN SATU Prof Dr Maftukhin, dan Majelis Pembina Nasional PB PMII Abdul Muhaimin Iskandar.