REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua elemen kampus dan masyarakat pada dua provinsi Sulawesi mulai mengikuti pembelajaran daring di PIKM (Pusat Inovasi dan Kewirausahaan Masyarakat). PIKM ini digagas Stafsus Presiden RI, Billy Mambrasar.
Kampus tersebut adalah Sekolah Tinggi Bisnis Manajemen (STBM) Dua Saudara di Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, serta Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
Kedua kampus mengikutsertakan lebih dari 314 mahasiswanya (STBM Dua Saudara 144 orang dan Unsulbar 170 orang). Sementara unsur masyarakat yakni 50 orang Pemuda Maritim ikut termasuk pada peserta di Unsulbar tersebut.
Billy Mambrasar, Staff Khusus Presiden Jokowi Bidang Inovasi, Pendidikan, dan Pembangunan Daerah Terluar, mengatakan, PIKM dilahirkan antara lain guna mengatasi data hanya 11 persen usia produktif di Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi (S1).
"Maka, kita dengan semangat pentahelix harus bersama menyiapkan pendidikan non formal setara kurikulum S1 untuk masyarakat untuk belajar inovasi dan kewirausahaan. Bagaimana caranya masyarakat bisa jadi usahawan tanpa kuliah, dan atau mahasiswa jadi punya spirit penyedia lapangan kerja bukan terus pencari kerja," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (18/11/2022).
PIKM semula didirikan di Papua pada 2019 dengan salah satu milestone-nya pendirian Papua Youth Creative Hub di Jayapura yang akan diresmikan Presiden Jokowi, rencananya akhir tahun ini. Selepas Papua, replikasi konsep serupa sudah ada di enam titik lainnya di Indonesia.
Selain dua kampus di Sulawesi tadi, PIKM hadir di Provinsi Bangka Belitung (Universitas Bangka Belitung), Provinsi Aceh (Universitas Teuku Umar), Provinsi Kalimantan Barat (Universitas Panca Bhakti), dan Provinsi Papua Barat (Politeknik Negeri Fak-Fak).
PIKM berbasis metode pembelajaran hibrid, yakni modul digital learning dari Pijar Foundation serta video learning dari PT Telkom. Peserta harus menyelesaikan sekitar 18 modul daring dengan skema seperti kelas kuliah diawali pre test, materi, post test, dan pemberian sertifikat. Dalam pelaksanaan operasional kesehariannya, PIKM dibantu Yayasan Kitong Bisa dengan project manager Dr Muhammad Sufyan Abdurrahman, yang berlatar Dosen Digital PR Telkom University, Bandung.
Ketua STBM Dua Saudara Alfred Salindeho mengatakan, animo tinggi pada acara tersebut, menunjukan ada harapan ingin maju dan mandiri dari anak-anak bangsa. Oleh karenanya, program ini sangat tepat dan terus dilakukan secara konsisten dengan inovasi-inovasi, dan terutama sinergitas dengan Stafsus Billy Mambrasar dan Yayasan Kitong Bisa. "[Program] ini tetap harus dilakukan karena inilah semangat gotong royong Indonesia," katanya.
Dia juga menyambut modul Pijar Foundation yang diberikan karena saling melengkapi dengan materi di kelas. Terutama dengan materi yang dibawakan praktisi dari Pijar. Seperti Fia Mahanani (STC on Digital Government The World Bank), Natasya K. (Innovation Planner FnB Unilever Indonesia), Taufik Machrus (Senior Vice President at PT Bank Syariah Indonesia), Nina Agustriana (Head of Division Area Marketing Nutrifood), dan Ardi Wilda Irawan (Head of Content & Communication Indika Foundation).