Jumat 18 Nov 2022 18:16 WIB

Bulog Tak Mampu Penuhi Pasokan CBP, Kementan Beri Penjelasan

Kementan menyebut harga beli beras Bulog terlalu rendah

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Komplek Pergudangan Bulog, Jalan Gedebage, Kota Bandung. Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan, cadangan beras yang tidak dapat dipenuhi itu lantaran harga beli Bulog yang lebih rendah dari tren harga pasar saat ini. Bukan karena minimnya produksi beras dari petani.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Komplek Pergudangan Bulog, Jalan Gedebage, Kota Bandung. Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan, cadangan beras yang tidak dapat dipenuhi itu lantaran harga beli Bulog yang lebih rendah dari tren harga pasar saat ini. Bukan karena minimnya produksi beras dari petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan tak dapat memenuhi target cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 1,2 juta ton lantaran tak mendapatkan pasokan. Dari target kontrak penyerapan sebesar 500 ribu ton, hanya teralisasi 92 ribu ton. Minimnya serapan itu lantas membuka alternatif bagi Bulog untuk mengimpor beras lantaran stok cadangan beras hanya sekitar 625 ribu ton.

Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan, cadangan beras yang tidak dapat dipenuhi itu lantaran harga beli Bulog yang lebih rendah dari tren harga pasar saat ini. Bukan karena minimnya produksi beras dari petani. 

Baca Juga

Direktur Serealia, Kementerian Pertanian, Ismail Wahab, menjelaskan, berdasarkan data Kementan total stok beras di penggilingan dan pedagang secara nasional saat ini mencapai 1,88 juta ton.

Adapun, pasokan beras yang telah disepakati untuk diserap oleh Bulog sebanyak 353 ribu ton dari target 500 ribu ton. "Harga rata-rata beras di penggilingan sudah Rp 10.300 per kg, sementara harga beli Bulog hanya Rp 9.700 per kg. Itu kendalanya," kata Ismail dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (18/11/2022).