Jumat 18 Nov 2022 20:01 WIB

Bakomubin Usul Pemerintah Bina Khatib atau Mubaligh

Mubaligh berperan penting mencerahkan masyarakat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhyiddin Junaidi menjadi khatib usai shalat Idul Fitri 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Senin (2/5). Bakomubin Usul Pemerintah Bina Khatib atau Mubaligh
Foto: Masjid Agung Al-Azhar
Ilustrasi. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhyiddin Junaidi menjadi khatib usai shalat Idul Fitri 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Senin (2/5). Bakomubin Usul Pemerintah Bina Khatib atau Mubaligh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Mubaligh se-Indonesia (Bakomubin) menyampaikan mubaligh memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam membangun jiwa, mental, dan spiritual. Untuk itu, Bakomubin mengusulkan agar pemerintah lebih memperhatikan mubaligh, supaya peran dan fungsi mubaligh lebih maksimal.

Wakil Ketua Umum Bakomubin Ashraf Ali mengatakan Indonesia mayoritas penduduknya adalah umat Islam. Di antaranya ada ustadz, ustadzah, kiai, ulama dan tokoh agama yang berprofesi sebagai mubaligh.

Baca Juga

"Fungsi mubaligh sangat penting bagi bangsa dan negara, di antaranya menjadi penerang, pencerah, meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat kepada Allah SWT," kata Ashraf melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Kamis (17/11/2022).

Ia menyampaikan, di Indonesia ada sekitar satu juta masjid, ditambah masjid-masjid di perkantoran. Artinya, kalau ada satu juta masjid maka ada satu juta khatib yang berbicara saat khutbah Jumat.

Ashraf menjelaskan mengingat betapa pentingnya peran para khatib ini dalam mencerahkan masyarakat, maka sudah sepantasnya mereka mendapat perhatian dari pemerintah. Untuk itu, Bakomubin mengusulkan pemerintah melakukan pembinaan kepada para khatib atau mubaligh tersebut.

"Pemerintah melalui APBN dan APBD harus ikut memberikan dukungan kepada para mubaligh (yang menjadi khatib setiap sholat Jumat), berikan apresiasi kepada mereka yang telah berkontribusi untuk pembangunan mental dan spiritual melalui mimbar Jumat, kajian di lingkungannya, mereka adalah guru-guru spiritual di pedesaan dan perkampungan," ujar Ashraf.

Menurut Ashraf, harus ada keberpihakan APBN dan APBD terhadap mubaligh untuk upaya mereka membangun jiwa. Karena membangun bangsa dan negara dilakukan dengan membangun jiwa dan raga. Bakomubin berharap upaya membangun jiwa lebih diperhatikan dan mendapat porsi dari APBN dan APBD.

"Sebagaimana yang Presiden Jokowi sampaikan yaitu revolusi mental, kita (Bakomubin) dukung program Pak Jokowi dalam rangka membangun jiwa, kita (Bakomubin) mendorong membangun mental dan spiritual bangsa," jelasnya.

Untuk itu, Ashraf menegaskan, mubaligh harus mendapat dukungan dari APBN dan APBD. Mereka perlu mendapat perhatian karena ikut berperan aktif dalam upaya membangun jiwa dan menyampaikan ilmu yang baik serta benar kepada publik. Sehingga masyarakat tidak terkontaminasi oleh ajaran atau paham yang mengarah ke radikalisme dan terorisme.

"Mubaligh adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembangunan mental, jiwa dan spiritual," ujar Ashraf.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement