REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ariana Grande telah mengajak para penggemarnya untuk memboikot Donald Trump, setelah dia mengumumkan akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS. Hal itu disuarakan melalui unggahan di Instagram story-nya.
Pelantun “Thank U, Next” membagikan postingan dari akun Instagram @so.informed untuk mengingatkan 339 juta pengikutnya tentang berbagai masalah selama Trump menjabat sebagai Presiden AS antara 2017 dan 2021, serta beberapa masalah hukum yang sedang dihadapi sekarang.
“Pengingat: Donald Trump adalah satu-satunya presiden dalam sejarah Amerika Serikat yang telah dimakzulkan dua kali. Trump juga berada di tengah serangkaian penyelidikan dan tuntutan hukum di beberapa negara bagian AS. Dia saat ini sedang dalam penyelidikan federal karena menghapus materi rahasia dari Gedung Putih setelah meninggalkan jabatannya,” tulis unggahan tersebut, seperti dilansir dari NME, Jumat (18/11/2022).
Unggahan itu juga mengungkap bahwa saat ini Trump sedang diselidiki di Negara Bagian New York dalam dua kasus terpisah yang melibatkan penipuan oleh Organisasi Trump. Sementara di Georgia, Trump sedang diselidiki atas perannya dalam upaya membatalkan hasil pemilu 2020.
“Dan, jika semua itu tidak cukup, Trump minggu lalu menggugat dewan perwakilan yang menyelidiki serangan 6 Januari di US Capitol untuk mangkir dari panggilan pengadilan yang mengharuskan dia untuk bersaksi,” tulis unggahan yang diunggah ulang Ariana.
Pelantun “One Last Time” itu kemudian membagikan unggahan kedua dari akun @so.informed yang mendesak penggemarnya untuk tidak mendukung Trump kembali ke Gedung Putih.
“Kebencian, kekerasan, dan pergolakan politik yang merupakan produk kepresidenan Donald Trump masih membara di negara ini. Tolak dia dengan cara apapun yang kamu punya,” jelas Ariana.
Donald Trump meluncurkan kampanyenya untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi di Hotel Mar-a-Lago di Florida pada Selasa (15/11/2022). Dalam pidatonya, dia mengklaim bisa membuat Amerika hebat dan berjaya kembali.
Sebelumnya dia juga mengklaim telah memenangkan kursi kepresidenan, setelah secara konsisten menyangkal kekalahannya dalam pemilihan presiden 2020. Sementara itu, presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan untuk kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden AS pada tahun 2024 nanti, setelah Demokrat kembali kuasai kursi senat AS di Pemilu Sela.