3.700 Penampil Meriahkan Pembukaan Muktamar 48 di Stadion Manahan
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana di dalam Stadion Manahan jelang pembukaan Muktamar Muhammadiyah-'Aisyiyah. | Foto: Wahyu Suryana
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembukaan Muktamar 48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah di Stadion Manahan Solo berlangsung meriah, Sabtu (19/11) pagi. Tidak kurang 3.700 penampil dari beragam elemen menghadirkan berbagai pertunjukan memukau seni dan budaya.
Koordinator Pembukaan Panitia Penerima Muktamar 48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah, Roni Syaifullah mengatakan, ribuan talenta ini menampilkan sejumlah seni dan budaya sekaligus. Untuk menghibur muktamirin, penampilan dibagi pra acara dan acara.
Penampil pertama pra acara menghadirkan seni musik kontemporer gamelan dan alat musik modern Serambi Bagelen yang akan menghibur muktamar selama 30 menit. Lalu, kolaborasi paduan suara gabungan PTM dan PTA dengan diiringi orchestra.
Setelah itu, tampil 1.200 pendekar dan pelajar Tapak Suci Putra Muhammadiyah dari UMS dan UNS dan beberapa anggota-anggota dari Karanganyar. Mereka kompak menampilkan kemampuan olahraga bela diri dan sukses memukau muktamirin.
"Untuk jurus-jurus yang ditampilkan ada jurus tangan kosong, jurus toya, double stick atau nunchaku, jurus golok, jurus ganda putra, putri dan bersenjata," kata Roni, yang merupakan juara dunia pencak silat 1997
Terakhir, ada penampilan tarian Kolosal Raditya Mencerahkan Semesta. Koreografer tari Raditya Mencerahkan Semesta, Wasi Bantolo menerangkan, nama tari Raditya Mencerahkan Semesta, yang mana berarti Matahari yang mencerahkan semesta.
"Raditya itu artinya matahari, matahari itu hadir mencerahkan semesta sebagaimana Muhammadiyah hadir dengan harapan mampu mencerahkan semesta," ujar dosen Prodi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta tersebut.