Sabtu 19 Nov 2022 11:49 WIB

Kim Jong-un Bertekad Lawan Ancaman Nuklir AS

Kim mengawasi uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.
Foto: AP/KCNA via KNS
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertekad akan melawan ancaman nuklir Amerika Serikat (AS) dengan senjata nuklir. Media pemerintah KCNA pada Sabtu (19/11/2022) melaporkan, Kim mengawasi uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 pada Jumat (18/11/2022).

Untuk pertama kalinya, Kim mengawasi uji coba rudal ICBM bersama putrinya. Kim mengatakan, ancaman dari Amerika Serikat dan sekutunya yang menerapkan kebijakan bermusuhan akan mendorong Korea Utara untuk mempercepat penguatan pencegahan nuklir.

 

 "Kim Jong-un dengan sungguh-sungguh menyatakan, jika musuh terus memberikan ancaman, maka partai dan pemerintah akan dengan tegas bereaksi terhadap nuklir dengan senjata nuklir dan konfrontasi besar-besaran," kata laporan KCNA.

 

KCNA melaporkan, uji coba Hwasong-17 adalah bagian dari strategi pembangunan pertahanan prioritas utama Korea Utara yang bertujuan untuk membangun penangkal nuklir paling kuat dan absolut. Korea Utara menyebut Hwasong-17 sebagai senjata strategis terkuat di dunia.

 

Rudal itu dapat terbang hampir 1.000 kilometer selama sekitar 69 menit dan mencapai ketinggian maksimum 6.041 kilometer. Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada, mengatakan, senjata itu dapat menempuh jarak sejauh 15.000 kilometer atau cukup untuk mencapai daratan Amerika Serikat.

 

Kim mengatakan, uji coba itu memastikan kemampuan Korea Utara yang andal dan maksimum untuk menahan ancaman nuklir. Kim memperingatkan Washington dan sekutunya bahwa gerakan militer melawan Pyongyang akan mengarah pada "penghancuran diri" mereka.

 

 “Partai dan pemerintah kita harus dengan jelas menunjukkan keinginan terkuat mereka untuk membalas latihan perang agresi yang histeris oleh musuh,” kata Kim.

 

Kim memerintahkan pengembangan senjata strategis yang lebih cepat, dan pelatihan lebih intensif untuk ICBM dan unit senjata nuklir taktis. Langkah ini diambil memastikan agar mereka dapat melakukan tugas dengan sempurna dalam situasi apa pun dan kapan pun.

 

Hwasong-17 dirilis dalam parade militer pada Oktober 2020. Uji coba pertama Hwasong-17 dilakukan pada Maret lalu. Uji coba terbaru Hwasong-17 menunjukkan kemampuan senjata yang berpotensi dapat mengirimkan hulu ledak nuklir ke mana saja di Amerika Serikat.

 

Beberapa analis berspekulasi Hwasong-17 akan dirancang untuk membawa banyak hulu ledak dan umpan untuk menembus pertahanan rudal dengan lebih baik. Dewan Keamanan PBB akan berkumpul pada Senin (21/11/2022) mendatang untuk membahas uji coba rudal Korea Utara atas permintaan Amerika Serikat. 

 

ICBM adalah senjata jarak jauh Korea Utara. Berdasarkan penghitungan dari Departemen Luar Negeri AS, uji coba pada Jumar lalu adalah tes ICBM yang kedelapan tahun ini. Pejabat Korea Selatan dan AS telah melaporkan sejumlah kegagalan uji coba ICBM Korea Utara, termasuk peluncuran pada 3 November yang tampaknya gagal di ketinggian. 

 

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement