REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebanyak lima negara Baltik mulai memperkuat perbatasan dengan kawat berduri pada Jumat (18/11/2022). Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia khawatir Rusia dan Belarusia akan menggunakan alur migrasi dengan mengirimkan pengungsi melalui negara-negara Uni Eropa.
Polandia telah membangun tembok baja sepanjang 206 kilometer sebagai tanggapan dan telah memasang kawat berduri di sekitar perbatasannya dengan Rusia. Finlandia dan negara-negara Baltik lainnya mengikuti dan memperkuat perbatasan dengan kawat berduri.
Pejabat keamanan pemerintah Polandia Stanslaw Zaryn mengatakan tembok itu mengirimkan pesan yang kuat ke Rusia dan Belarusia bahwa negara itu menjaga keamanan dan integritas perbatasannya dengan sangat serius. “Saya percaya bahwa Belarusia dan Rusia akan berpikir dua kali sebelum mengejar lagi persenjataan migrasi," ujarnya.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan perbatasan negara itu sepanjang 1335 km dengan Rusia akan dibentengi. Menurut laporan MailOnline, Marin mengklaim bahwa kawat itu akan membantu mempertahankan negara dari ancaman hibrida dan kemungkinan migrasi skala besar dan tidak teratur yang diatur oleh Istana Kremlin.
Organisasi hak asasi manusia Polandia mengkritik pemerintahnya dengan alasan langkah itu akan menghalangi pencari suaka untuk mencari perlindungan. Kelompok hak asasi manusia juga melaporkan pengungsi menjadi sasaran pelecehan saat dipaksa kembali ke Belarusia.
Rusia mengirim ribuan pencari suaka ke perbatasan Finlandia pada 2015 hingga 2016. Sementara pada 2021, Uni Eropa menuduh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko memaksa para migran melakukan penyeberangan ilegal ke Eropa.