REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Polisi India menggerebek rumah beberapa jurnalis pada Sabtu (19/11/2022). Penggerebekan ini merupakan bagian dari rangkaian penyelidikan ancaman daring anonim terhadap sekitar selusin jurnalis di Kashmir India.
Polisi menyalahkan Laskhar-e-Toiba yang berbasis di Pakistan dan cabangnya Resistance Front atas ancaman tersebut. New Delhi telah memerangi pemberontakan separatis di wilayah Himalaya yang disengketakan sejak akhir 1980-an.
Wartawan lokal Sajad Ahmad Kralyari ditahan untuk diinterogasi selama penggerebekan. Menurut pejabat yang tidak memberikan nama karena tidak berwenang berbicara kepada media, laptop, kamera, dan ponsel Kralyari disita.
Penggerebekan dilakukan di rumah setengah lusin jurnalis, termasuk penulis dan wartawan Gouhar Geelani. Geelani, Kralyari, dan wartawan lainnya tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar dan telepon mereka dimatikan. "Penggeledahan dilakukan di 10 lokasi di Srinagar, Anantnag, dan Kulgam sehubungan dengan penyelidikan kasus terkait ancaman baru-baru ini terhadap jurnalis," kata pejabat tersebut.
Selain itu, penggerebekan juga terjadi kepada seorang pengacara yang mewakili para terdakwa dalam kasus-kasus anti-militan. Polisi India pekan lalu mendaftarkan sebuah kasus di bawah undang-undang anti-terorisme setelah ancaman daring anonim diunggah terhadap selusin jurnalis di Kashmir.
Unggahan daring yang menuduh jurnalis sebagai kolaborator dengan badan keamanan India mengancam karyawan dari tiga kantor media yang berbasis di Kashmir. Mereka didukung pemerintah, disponsori tentara India karena menyebarkan narasi palsu. Sebanyak lima jurnalis yang berafiliasi dengan organisasi media ini mengundurkan diri setelah ancaman yang menimbulkan kepanikan.