Ahad 20 Nov 2022 07:17 WIB

Azerbaijan Jadi Negara Mayoritas Syiah Pertama Buka Kedubes di Israel, Ini Reaksi Iran

Azerbaijan akan secara resmi membuka kedutaannya di Israel

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Azerbaijan (Ilustrasi). Azerbaijan akan secara resmi membuka kedutaannya di Israel
Foto: EPA-EFE/JEAN-CHRISTOPHE BOTT
Bendera Azerbaijan (Ilustrasi). Azerbaijan akan secara resmi membuka kedutaannya di Israel

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU–Azerbaijan akan menjadi negara mayoritas Syiah pertama yang membuka kedutaan besar di Israel. Kebijakan ini akan dimulai menyusul persetujuan parlemen pada Jumat (18/11/2022).

Kedutaan baru yang dilaporkan The Jerusalem Post sedang dikerjakan bulan lalu, akan berada di Tel Aviv, di mana negara tersebut sudah memiliki Kantor Pariwisata dan Kantor Perwakilan Dagang. 

Baca Juga

Israel dan Azerbaijan diketahui telah menjalin hubungan selama 30 tahun dan telah ada kedutaan besar Israel di Baku sejak 1993.

Dilansir dari The Jarusalem Post, Jumat (18/11/2022), Perdana Menteri Yair Lapid memuji keputusan tersebut dan menyebut Azerbaijan sebagai mitra penting Israel dan rumah bagi salah satu komunitas Yahudi terbesar di dunia Muslim.

“Keputusan untuk membuka kedutaan mencerminkan kedalaman hubungan antar negara. Langkah ini adalah buah dari upaya pemerintah Israel untuk membangun jembatan diplomatik yang kuat dengan dunia Muslim, "kata Lapid.

Ketegangan dengan Iran dan Armenia

Keputusan Baku datang di tengah ketegangan dengan Iran. Arzu Naghiyev, seorang anggota parlemen dan anggota kelompok persahabatan parlementer Azerbaijan-Israel, dalam sebuah wawancara bulan lalu, mengatakan potensi kedutaan di Israel dengan Iran membuka konsulat tambahan dan menyatakan hubungan dekat dengan Armenia yang berperang dengan Azerbaijan pada 2020.

Di Iran, yang memiliki minoritas Azeri yang besar, televisi pemerintah menayangkan lagu yang mengancam Israel dan Azerbaijan, dengan lirik “Israel... jangan gali kuburanmu sendiri dengan tanganmu sendiri... Iran menyatakan ini agar Azerbaijan tahu dan mengerti... siapa pun yang memandang Iran dengan cara yang salah harus dihancurkan."

Iran dan Azerbaijan berbagi perbatasan sepanjang 675 kilometer dan telah lama ada spekulasi bahwa Israel telah melancarkan operasi rahasia di Iran dari tetangga utaranya. 

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, menuduh Israel telah membangun kehadirannya di beberapa wilayah Azerbaijan yang dibantah Baku.

Segera setelah itu, Iran mengadakan latihan militer dengan ribuan tentara di sepanjang perbatasan. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menanggapi dengan memotret dirinya sendiri dengan drone kamikaze Harop Israel, yang diproduksi di negaranya. 

Teheran telah mengadakan latihan militer lebih lanjut di dekat perbatasannya dengan Azerbaijan dalam beberapa pekan terakhir.

Hubungan Israel-Azerbaijan

Presiden Isaac Herzog menulis surat untuk menghormati 30 tahun hubungan antara Israel dan Azerbaijan awal tahun ini dan mengundang Aliyev untuk mengunjungi Israel dan membuka kedutaan. 

Azerbaijan ragu-ragu untuk membuka kedutaan di masa lalu, sebagian karena tidak ingin mengasingkan negara mayoritas Muslim lainnya atau memprovokasi Iran, tetapi Abraham Accords dan pemulihan hubungan antara Israel dan Turki di mana Aliyev terlibat telah mengurangi masalah bagi negara Kaukasus Selatan.

Israel dan Azerbaijan memiliki hubungan pertahanan yang erat. Yerusalem telah memasok drone ke Baku, yang digunakan dalam perangnya melawan Armenia, menurut laporan asing. 

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm menemukan bahwa 69 persen impor senjata Azerbaijan pada 2016-2020 berasal dari Israel, yang mewakili 17 persen ekspor senjata Israel pada periode tersebut. Sekitar 40 persen minyak bumi yang diimpor ke Israel berasal dari Azerbaijan.        

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement