REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Anak yang berada di bawah naungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meminta pemerintah untuk mengadakan pelatihan bela diri di sekolah sebagai upaya pencegahan terjadinya kekerasan seksual pada anak.
"Kita atau orang tua juga tidak bisa mengawasi anak dalam 24 jam. Di sini solusinya bagaimana kita mewajibkan tiap sekolah untuk bisa belajar ilmu bela diri," kata Ketua Forum Anak Padang Panjang, Sumatera Barat Kanaya (17).
Kanaya menuturkan bahwa banyak kekerasan seksual pada anak terjadi karena adanya rasa lemah, takut dan perasaan tidak berdaya pada anak-anak, sehingga anak cenderung merasa tidak dapat melawan atau menolak pelaku.
Ketidakberdayaan tersebut akhirnya berdampak pada ketakutan untuk bercerita ataupun melapor, yang dirasa justru membawa cibiran dan berakhir dengan anak terkena gangguan mental atau depresi.
Dengan sekolah memberikan ilmu bela diri, setiap anak dapat melawan para pelaku dan lebih berani untuk menolak terjadinya kekerasan seksual pada mereka. Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk membantu menyiapkan fisik maupun mental anak melawan pelaku.
"Jadi yang harus kita cari bagaimana cara anak mendekatkan diri pada pemerintah sebagai rumah, bukan tempat untuk ditakuti," ujarnya.
Kanaya turut menyarankan agar satu sekolah dapat memiliki satu psikolog yang dapat membantu tiap anak menyembuhkan rasa luka dan menyalurkan perasaannya. Hal tersebut juga dapat membantu guru BK menjadi lebih dekat dan mengetahui langkah untuk membantu anak menyelesaikan masalahnya.
Hal lain yang Kanaya sarankan adalah penguatan edukasi soal kesehatan reproduksi. Kanaya berpendapat kekerasan seksual banyak terjadi karena edukasi terkait kesehatan reproduksi baru diberikan saat dewasa dan pada masa itu, anak tidak akan menyerapnya dengan baik.
Dirinya berharap pengetahuan tersebut sudah bisa diberikan sejak anak masih berada di usia TK sampai SD. Tujuannya adalah untuk membangun pertahanan melalui pemikiran anak yang kuat yang akan mempengaruhi tindakannya.
"Apapun yang dilakukan seseorang tergantung pada otaknya. Kita perlu mengedukasi mereka untuk membangun benteng melawan kekerasan seksual," katanya.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga merespon saran tersebut dengan mengatakan sejumlah upaya sudah dilakukan melalui koordinasi dan sinergi dengan kementerian atau lembaga yang terkait.
Misalnya pada saran edukasi soal kesehatan reproduksi, yang sudah dikomunikasikan dan didorong untuk diberikan di tiap sekolah sejak duduk di sekolah dasar melalui koordinasi dengan Kemendikbudristek.
Namun ia mengaku tertarik untuk menyuarakan saran terkait ilmu bela diri saat melakukan rapat koordinasi dengan kementerian/lembaga lainnya.
"Kami di KPPPA sudah mendorong karena kami bukan kementerian yang seputar kekuasaan, kita lebih ke koordinasi. Misalnya seperti kesehatan reproduksinya bisa masuk atau tidak ke kurikulum, kami mendorong ke Kemendikbudristek," ujar dia.