REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak mencatat transaksi penjualan produksi jagung di wilayahnya pada Januari sampai Oktober 2022, mencapai Rp 40 miliar. "Pendapatan Rp 40 miliar itu dari produksi jagung sebanyak 10 ribu ton dengan harga biji pipilan Rp 4.000 per kilogram," kata Kepala Bidang Produksi Distan Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (21/11/2022).
Dia menjelaskan, produksi jagung petani Kabupaten Lebak tersebut berasal dari panen seluas 2.720 hektare. Semua jagung itu ditampung oleh perusahaan peternakan, seperti PT Charoen Phohphand di Balaraja, Jaffa di Serang, perusahaan pakan Sukabumi, dan perusahaan pakan Lampung.
Saat ini, lanjut dia, pertanian jagung kini menjadi andalan ekonomi petani Kabupaten Lebak dan angka perluasan tanam terus bertambah hingga Desember 2022. "Kami memperkirakan angka tanam jagung pada November- Desember 2022 seluas 1.300 hektare dan panen Februari 2023," kata Deni.
Dia mengatakan, Kabupaten Lebak bisa mewujudkan swasembada jagung karena adanya dukungan lahan yang luas. Bahkan banyak petani yang bekerja sama dengan BUMN untuk pemanfaatan lahan, seperti Perum Perhutani dengan sistem tumpang sari.
Menurut dia, usaha pertanian jagung sangat menguntungkan pendapatan ekonomi petani dengan harga Rp 4.000 per kilogram. Sehingga jika produktivitas panen empat ton maka bisa menghasilkan Rp 40 juta per hektare. Selain itu, menurut Deni, banyak lahan milik masyarakat yang diolah perusahaan swasta. "Sekarang, hampir sebagian dari 28 kecamatan sudah ditanami jagung," katanya.
Melalui produksi jagung, sambung dia, taraf kehidupan petani jagung di Desa Bulakan, Gunungkendeng, Tanjungsari dan Kramat Jaya, Kecamatan Gunungkencana relatif baik dan sejahtera. Petani bisa membangun rumah, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi, dan juga dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Mekkah.
"Ke depan, kami meminta petani melaksanakan penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan produksi dan produktivitas," ujar Deni.
Seorang petani di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Ahmad mengatakan, kini menggarap lahan seluas satu hektare untuk ditanami jagung, yang didukung oleh curah hujan meningkat. "Kami menanam jagung itu karena sudah ada perusahaan yang menampungnya," katanya.