Senin 21 Nov 2022 13:16 WIB

Ilmuwan Batalkan Detik Kabisat pada 2035

Ada tambahan satu detik sebagai penyesuaian terhadap jam atom.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi jam atom.
Foto: wikipedia
Ilustrasi jam atom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan dan perwakilan pemerintah bertemu di sebuah konferensi di Prancis pada Jumat (18/11/2022). Mereka sepakat untuk membatalkan detik kabisat pada 2035.

Mirip dengan tahun kabisat, detik kabisat telah ditambahkan secara berkala ke jam selama setengah abad terakhir untuk menutupi perbedaan antara waktu atom yang tepat dan rotasi Bumi yang lebih lambat. Jadi, pada saat detik kabisat, ada tambahan satu detik dalam waktu 24 jam.

Baca Juga

Detik kabisat berlalu tanpa diketahui dan disadari oleh kebanyakan orang. Namun, detik kabisat dapat menyebabkan masalah untuk berbagai sistem yang membutuhkan aliran waktu yang tepat dan tidak terputus. Contohnya, seperti navigasi satelit, perangkat lunak, telekomunikasi, perdagangan, dan bahkan perjalanan ruang angkasa.

Detik kabisat telah menyebabkan masalah untuk International Bureau of Weights and Measures (BIPM), yang bertanggung jawab untuk Coordinated Universal Time (UTC), waktu standar yang disepakati secara internasional untuk mengatur jam.

Sebuah resolusi untuk menghentikan penambahan detik kabisat pada tahun 2035 disahkan oleh 59 negara anggota BIPM dan pihak lainnya pada General Conference on Weights and Measures. Pertemuan ini diadakan kira-kira setiap empat tahun di Istana Versailles, Prancis. 

Kepala departemen waktu BIPM, Patrizia Tavella, mengatakan kepada AFP bahwa “keputusan bersejarah” akan memungkinkan “aliran detik yang terus-menerus tanpa terputusnya saat ini yang disebabkan oleh detik kabisat yang tidak teratur.”

“Perubahan itu akan efektif pada atau sebelum 2035,” katanya melalui email, dilansir dari Sciencealert, Senin (21/11/2022).

Satu Menit Kabisat?

Detik sudah lama diukur oleh para astronom yang menganalisis rotasi Bumi. Namun, munculnya jam atom mengantarkan era ketepatan waktu yang jauh lebih akurat. Di sisi lain, rotasi Bumi yang sedikit lebih lambat berarti bahwa dua waktu itu tidak sinkron. Rotasi bumi tidak singkron dengan jam atom.

Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, detik kabisat diperkenalkan pada 1972 dan 27 detik telah ditambahkan dengan interval yang tidak teratur (terakhir ditamahankan pada 2016). Berdasarkan proposal tersebut, detik kabisat akan terus ditambahkan seperti biasa untuk saat ini.

"Namun, pada 2035, perbedaan antara waktu atom dan astronomi akan dibiarkan tumbuh ke nilai yang lebih besar dari satu detik," kata Judah Levine, fisikawan di US National Institute of Standards and Technology, kepada AFP.

Negosiasi akan diadakan untuk menemukan proposal pada 2035 untuk menentukan nilai itu dan bagaimana penanganannya.  Levine mengatakan penting untuk melindungi waktu UTC karena dijalankan oleh “upaya komunitas dunia” di BIPM.

Waktu GPS, saingan potensial UTC yang diatur oleh jam atom, dijalankan oleh militer AS “tanpa pengawasan dunia”, kata Levine.

Solusi yang mungkin untuk masalah ini adalah membiarkan perbedaan antara rotasi bumi dan waktu atom bertambah hingga satu menit. Sulit untuk mengatakan dengan tepat berapa lama waktu yang dibutuhkan, tetapi Levine memperkirakan antara 50 hingga 100 tahun.

Alih-alih menambahkan menit kabisat ke jam, Levine mengusulkan “semacam noda”, di mana menit terakhir hari itu membutuhkan dua menit. “Majunya jam melambat, tapi tidak pernah berhenti,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement