Investor Pasar Modal di Wilayah Jateng I Tahun Ini Melonjak 50 Persen
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Investor Pasar Modal di Wilayah Jateng I Tahun Ini Melonjak 50 Persen (ilustrasi). | Foto: Mgrol101
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Minat masyarakat Jawa Tengah untuk berinvestasi pasar modal tumbuh positif. Di wilayah kerja Bursa Efek Indonesia (IDX) Jawa Tengah I --yang mencakup Semarang dan sejumlah kota besar di pantura Jawa Tengah-- jumlah investor pasar modal telah mencapai 35.000 lebih.
“Jumlah ini melonjak lebih dari 50 persen dari tahun 2021,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah I, Fanny Rifky El Fuad, di sela kegiatan Sekolah Pasar Modal (SPM) yang digelar di ruang terbuka Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (FE Unnes), Sekaran, Kota Semarang, Senin (21/11).
Fanny mengungkapkan --secara demografi-- investor pasar modal di Indonesia cukup unik, di mana 60 persennya merupakanmereka yang berusia di bawah 30 tahun. Hal ini menunjukkan jumlah investor pasar modal itu dikuasai oleh generasi yang biasa disebut generasi Z.
Oleh karena itu, IDX Jawa Tengah I getol membidik kampus untuk megggelar edukasi melalui SPM, seperti halnya yang digelar hari ini di ruang terbuka FE Unnes. “Mengapa kampus, karena di Fakultas Ekonomi—mereka (mahasiswa) mendapatkan ilmu tentang pasar modal dengan adanya mata kuliah pasar modal,” ungkapnya.
IDX Jawa Tengah I, tambah Fanny, juga memiliki kerjasama dengan kampus dengan membuat galeri investasi agar terjadi link and match. Sehingga mashasiswa tidak hanya pandai teori di kelas, tetapi juga perlu wahana untuk mempraktekkan teorinya.
Maka acara ‘Sekolah Pasar Modal’ hari ini memang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk melakukan praktek. Karena membeli saham itu sekarang hanya butuh modal minimal Rp 100 ribu dan bisa dilakukan melalui aplikasi yang ada di telpon pintar.
Dalam Kegiatan ini, IDX Jawa Tengah I juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga legalitasnya juga terjamin. Harapannya, setelah kegiatan ini para mahasiswa mempraktekkan dengan membeli saham, membeli reksadana atau membeli obligasi.
Sehingga, pasar modal di Indonesia akan meningkat. “Selain itu ini juga merupakan upaya untuk memberikan pemahaman mengenai investasi yang legal sekaligus untuk megonter penawaran investasi yang illegal yang saat ini marak,” tegasnya.
Kegiatan edukasi di kampus di FE Unnes ini, masih kata Fanny, hanya salah satunya dari sekian banyak Kegiatan yang dilakukan IDX Jawa Tengah I. Karena Bursa Efek Jawa Tengah juga memiliki galeri investasi di 30 kampus yang ada di Kota Semarang dan sekitarnya.
Seperti di Kudus, Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga. biasanya kami menggelar acara seperti ini roadshow. Sasarannya tiap kampus, umumnya juga ada kelompok mahasiswa yang tergabung dalam k elompok studi pasar modal (KSPM).
Mereka umumnya berkumpul di galeri investasi yang juga dilengkapi infrastruktur untuk pelayanan transaksi membeli saham.
Fanny menambahkan, tahun lalu 2021 (Januari- Desember) lalu, Bursa Efek Jawa Tengah menggelar 250 kali SPM termasuk di kampus.
Dari penghitungan jumlah akun rekening yang masuk dalam satu kelas rata- rata ada 70- 80 persen peserta SPM yang kemudian bergabung menjadi investor di pasar modal.
Untuk tahun ini, per Juli sudah 250 kali SPM dan target hingga akhir tahun mencapai 300 SPM. Di wilayah jawa Tengah I sekarang sudah ada 35 ribu jumlah investor pasar modal.
Dibandingkan dengan tahun 2021 kemarin sudah naik di atas 50 persen. Mereka terdiri dari pengusaha, karyawan yang baru saja bekerja dan mahasiswa juga banyak. “Namun enterpenuer muda yang masih mendominasi,” tandasnya.