REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Dua ekstremis yang divonis mati atas pembunuhan blogger melarikan diri dari ruang pengadilan yang padat di Dhaka, Bangladesh. Korban mereka adalah Avijit Roy.
Teknisi keturunan Bangladesh itu dibacok hingga tewas dengan golok oleh para pelaku penyerangan pada 2015 lalu saat ia hendak pulang bersama istrinya dari pameran buku di Dhaka. Sementara istrinya Rafida Bonya Ahmed mengalami luka di kepala dan kehilangan ibu jarinya.
Lima orang anggota kelompok ekstremis divonis mati tahun lalu. Sementara satu orang dihukum penjara seumur hidup.
Dua orang yang divonis hukuman mati melarikan diri pada Ahad (20/11/2022) kemarin. Polisi mengatakan seorang pengedara sepeda motor menyemprotkan cairan kimia ke petugas polisi dan membawa kabur dua orang itu.
"Pemburuan besar-besaran dilakukan untuk menangkap mereka dan orang yang membantu mereka," kata Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan, Senin (21/11/2022).
Khan menambahkan petugas keamanan di perbatasan sudah diminta untuk menghentikan orang-orang itu melarikan diri keluar negeri. Polisi mengumumkan hadiah 2 juta taka atau sekitar 19.350 dolar AS bagi orang yang menemukan para pelaku.
Polisi mengatakan para pelaku anggota milisi lokal yang terinspirasi al-Qaeda yakni Ansar Ullah Bangla Team. Pihak berwenang mengatakan kelompok itu dalang dari pembunuhan lebih satu lusin aktivis dan blogger sekuler.
Bangladesh yang mayoritas muslim dilanda serangan mematikan dari tahun 2013 sampai 2016. Serangan-serangan itu mengincar blogger, aktivis sekuler dan kelompok agama minoritas. Kelompok-kelompok yang memiliki koneksi dengan al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.