Senin 21 Nov 2022 19:15 WIB

Pertahankan Kebijakan Nol-Covid, Kota-Kota di China Kembali Lockdown

China adalah satu-satunya negara besar di dunia yang masih menerapkan lockdown

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Seorang relawan dengan alat pelindung diri menyemprotkan disinfektan di sekitar lokasi pengujian COVID-19 di Beijing
Foto: AP Photo/Andy Wong
Seorang relawan dengan alat pelindung diri menyemprotkan disinfektan di sekitar lokasi pengujian COVID-19 di Beijing

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Kota Metropolitan Guangzhou di China selatan kembali melakukan penguncian pada Senin (21/11/2022) dalam pertarungan meredam wabah Covid-19. Pemerintah daerah menangguhkan angkutan umum dan mengharuskan penduduk untuk menunjukkan tes negatif jika mereka ingin keluar dari rumah.

China adalah satu-satunya negara besar di dunia yang masih berusaha mengekang penularan virus melalui tindakan karantina wilayah atau lockdown yang ketat dan pengujian massal.

"Distrik Baiyun di Guangzhou menangguhkan kelas tatap muka untuk sekolah dan menutup universitas dan berlangsung hingga Jumat," kata pemerintah daerah dalam pernyataannya, Senin.

Sementara itu di Beijing, ibu kota melaporkan dua kematian terkait Covid-19. Pada Ahad (20/11/2022), kota itu melaporkan kematian Covid-19 pertamanya dalam lebih dari enam bulan.

Di tengah kritik atas penanganan wabah China, pendekatan intensif untuk mencoba menahan infeksi telah mencegah wabah besar-besaran dan menjaga kasus harian baru lebih rendah daripada di banyak negara lain. Pekan lalu, China mengumumkan bahwa mereka melonggarkan beberapa kebijakan 'nol Covid', seperti menangguhkan penerbangan dari maskapai yang membawa sejumlah penumpang yang dites positif. Ini juga mengurangi waktu yang diperlukan dalam karantina terpusat untuk kedatangan internasional dari tujuh menjadi lima hari.

"Relaksasi beberapa tindakan adalah upaya untuk membuat kebijakan lebih ilmiah dan tepat," ungkap wakil direktur Komisi Kesehatan Nasional,  Lei Haichao pekan lalu.

Kota-kota besar di China masih berpegang pada beberapa langkah seperti pengujian Covid-19, meskipun dengan cara yang lebih terfragmentasi daripada menutup seluruh kota yang sebelumnya telah mereka lakukan. Shijiazhuang, sebuah kota di provinsi Hebei utara, sedang menguji semua penduduk di enam distrik.

Di distrik Haidian Beijing, rumah bagi pusat teknologi kota dan universitas terkemuka, sekolah-sekolah menutup kelas tatap muka dalam sebuah pengumuman pada Ahad. Provinsi Guangdong, rumah bagi Guangzhou, melaporkan jumlah kasus baru terbesar pada Senin dengan 9.085 dari total 27.095 kasus secara nasional.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement